Hutan Bambu Keputih Ditutup, Pengumumannya masih Dilaminating
Salah satu aset tempat wisata di Surabaya, Hutan Bambu Keputih sempat menjadi alternatif wisata. Sebab, sejumlah taman di Kota Pahlawan, termasuk Taman Bungkul, ditutup sejak Minggu, 22 Maret 2020.
Namun akhirnya, area Hutan Bambu Keputih ditutup oleh dua petugas Linmas Taman Harmoni pada Selasa, 24 Maret 2020 pukul 11.00 WIB. Pengelolaan Hutan Bambu Keputih menjadi satu dengan Taman Harmoni.
“Sama Linmas Taman Harmoni ditutup, katanya ada perintah dari atasan. Alasannya karena corona jadi orang tidak boleh bergerombol,” kata Muhammad Idris, penjaga parkir Hutan Bambu, Kamis 26 Maret 2020.
Hutan Bambu Keputih diberi tanda garis polisi yang mengelilingi pintu masuk. Namun sayangnya, tidak adanya satu pun tulisan pemberitahuan penutupan taman. Alhasil, ada sejumlah wisatawan yang harus balik pulang ketika mengetahui lokasi tersebut ditutup untuk sementara waktu.
Idris mengaku sempat meminta pengumuman penutupan Hutan Bambu Keputih ke petugas, namun mereka beralasan masih dilaminating.
“Saya minta diberi tulisan pemberitahuan seperti yang di Taman Harmoni (pengumumannya dalam bentuk HVS dilaminating). Biar pengunjung tahu ditutupnya kenapa dan sampai kapan. Sayangnya kata petugas linmas tulisannya masih dilaminating,” katanya.
Ngopibareng.id dan warga masih bebas berkunjung ke Hutan Bambu Keputih, pada Minggu 22 Maret 2020. Saat itu, sejumlah taman sebut saja Taman Bungkul, Taman Lalu Lintas, Taman Harmoni, dan Taman Apsari sudah resmi ditutup Pemkot Surabaya. Di setiap pintu masuk taman ditandai dengan pengumuman penutupan lokasi untuk mencegah sebaran corona.
Sebaliknya, Hutan Bambu Keputih belum resmi ditutup. Saat itu, Ngopibareng.id masih melihat sekitar 20 orang pengunjung menikmati wisata di Hutan Bambu Keputih. Mereka asyik berswafoto dan jajan di sekitar lokasi.
Kini, setelah Hutan Bambu Keputih ditutup, tak ada satu pun pengunjung yang datang. Giliran para pedagang kaki lima yang 'menjerit'. Pendapatan mereka merosot tajam. Padahal di area Hutan Bambu Keputih biasanya berjejer pedagang bakso, sari kedelai, kupang hingga kerupuk.
Saat ini, pedagang sari kedelai yang masih bertahan berjualan di lokasi tersebut. Dia sempat melihat beberapa orang sempat datang, tapi kemudian mereka balik ketika mengetahui Hutan Bambu Keputih itu ditutup untuk sementara waktu.
“Ada yang menyayangkan, pengunjung jauh-jauh dari Sidoarjo. Katanya, sayang sekali lokasinya ditutup. Mereka sepertinya mau foto-foto karena membawa kamera,” kata pedagang tersebut.
Penutupan Hutan Bambu Keputih kemungkinan berlangsung selama dua minggu. Namun, penutupan juga bisa lebih lama tergantung perkembangan situasinya. Jika wabah corona masih belum berakhir, akan diperpanjang sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, Kepala UPTD Taman DKRTH, Pramudita Yustiani menyebut, penutupan lokasi tersebut berdasar surat edaran Walikota Surabaya.
Tujuannya untuk pencegahan virus corona. Terlebih, Pramudita sendiri sudah menginstruksikan untuk menutup semua taman. “Saya sudah menginstruksikan untuk tutup semua taman, termasuk Hutan Bambu Keputih,” tegasnya.