Hutan Bambu Ditutup 4 Bulan, 53 Titik Penyulaman Bambu Mati
Hutan Bambu Keputih di Jalan Raya Marina Asri, Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, merupakan salah satu tempat wisata aset pemerintah kota (pemkot). Hutan bambu sempat menjadi ikon hutan kota.
Dulunya, bilah bambu masih berjumlah ribuan. Namun, seiring berjalannya waktu, bambu ditebang untuk pembuatan stigger atau penyangga tanaman.
Untuk mengatasi jumlah bambu yang berkurang, Kepala UPTD Taman Kota Pramudita Yustiani melakukan penyulaman. Sebelum pandemi, tercatat sejak 6-22 Maret 2020 terdapat 53 titik penyulaman tanaman bambu.
Penyulaman pada setiap titik berisi empat batang bambu tua yang menyangga bambu muda. Penyulaman ini tersebar merata dari arah depan hingga belakang hutan.
Sayangnya, proses penyulaman bambu yang baru setengah jalan terdampak oleh penutupan Hutan Bambu karena dilanda pandemi corona atau Covid-19. Penutupan lokasi wisata ini terbilang lama, mulai 24 Maret hingga 15 Agustus 2020.
Dari pantauan Ngopibareng.id, Sabtu 15 Agustus 2020, ada sebanyak 53 titik penyulaman bambu tampak kering kerontang. Batang bambu yang dulunya berwarna hijau segar berubah menjadi cokelat tua kehitaman.
Dari informasi yang diperoleh dari penjaga parkir di lokasi, bambu yang disulam itu mati sejak akhir Juli lalu. “Saya setiap hari masih jaga parkir di sini. Waktu Hari Raya Idul Adha, saya sempat cek semua bambu yang disulam sudah mati. Mungkin karena bambu yang ditanam masih muda,” jelas Muhammad Idris, penjaga parkir Hutan Bambu.
Selain kering kerontang, Hutan Bambu terlihat tidak terawat. Banyak sisa pemotongan pohon dan bambu yang berserakan. CCTV dan instalasi pengairan yang dijanjikan pihak pemerintah kota untuk perawatan Hutan Bambu pun belum ada.
Advertisement