Ultah Hari Ini, Klenteng Tertua di Malang Bagikan Bakmie Gratis
Jika berjalan-jalan ke Malang, sebenarnya ada satu obyek wisata yang sering luput dari pantauan radar wisatawan. Obyek wisata itu, namanya Klenteng Eng An Kiong. Letaknya di Jalan Martadinata, Kota Lama, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.
Tepat hari ini, klenteng ini merayakan ulang tahun ke 194 tahun. Sudah sangat tua bukan? Juru bicara Yayasan Klenteng Eng An Kiong, Bonsu Anton Triyono menjelaskan, klenteng ini dibangun pada sekitar 1825 (2564 tahun Imlek). Pembangunannya atas prakarsa dari Liutenant Kwee Sam Hway (Yauw Ting Kong). Dia merupakan keturunan ketujuh dari seorang jenderal di masa Dinasti Ming (1368-1644) di Tiongkok.
“Kwee Sam Hway masuk ke Indonesia, awalnya mendarat di Madura, kemudian beliau mencari tempat yang lebih subur dan masuk ke Malang. Kebiasaan yang tidak pernah dilupakan adalah beliau selalu menjaga keharmonisan hubungan kemanusiaan,” tuturnya
Ia bercerita, ketika datang musim paceklik, klenteng adakan sembahyang dan membagikan sembako ke semua umat dan masyarakat. Tak peduli suku dan agamanya.
“Ada tiga ribu lebih paket sembako yang kita bagikan waktu itu. Isinya ada beras, mie, bihun, gula, hingga busana layak pakai,” tuturnya
Penamaan klenteng juga menurutnya adalah hasil dari budaya Indonesia sendiri, terutama suku Jawa.
“Jika umat Islam ada bedug, itu kan bunyinya kalau dipukul dug, dug. Nah, kita di sini memanggil sembahyang mengunakan lonceng. Kalau dipukul bunyinya teng, teng. Makanya dinamakan Klenteng,” ceritanya
Dari segi posisi bangunan Klenteng Eng An Kiong, bersandar di tempat yang lebih tinggi dan menghadap ke daerah yang lebih rendah.
“Lebih tinggi dari Semeru dan lebh rendah adalah Batu. Bagaikan Tuhan menciptakan hukum alam itu sendiri,” sambung Anton.
Selain bangunan, klenteng ini juga memiliki keunikan lain. Yakni, sebagai klenteng Tri Dharma. Artinya, klenteng digunakan sebagai tempat ibadah bagi tiga penganut yaitu Ji (Khonghucu), Too (Tao), dan Sik (Buddha).
Jadi tunggu apalagi? Jika ingin tempat wisata alternatif sekaligus mengandung nilai edukasi soal akulturasi budaya, tak ada salahnya mengunjungi klenteng ini. Meski bangunan ini sejatinya tempat ibadah, namun terbuka untuk umum. Tak ada batasan hanya pemeluk agama tertentu yang boleh berkunjung ke klenteng ini.
Bahkan, saat merayakan ulang tahunnya Klenteng Eng An Kiong seperti hari ini, pengurus klenteng mendapat menyajikan suguhan istimewa. Suguhan itu yakni bakmie yang disediakan secara gratis.
Advertisement