HUT ke-25, D-NET Gelar Diskusi Cybersecurity untuk Ketahanan NKRI
Keamanan siber dapat mempengaruhi keamanan suatu negara. Maka dari itu, dalam rangka merayakan peringatan 25 tahun berdirinya D-NET di Surabaya, D-NET bekerjasama dengan Ikatan Alumni Keluarga Lemhannas DPD Jawa Timur menyelenggarakan diskusi interaktif bertajuk Cybersecurity untuk Ketahanan dan kedaulatan NKRI.
Sebab, keamanan siber tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Di zaman modern seperti saat ini, terlebih lagi luasnya dunia maya, maka semua elemen masyarakat juga harus ikut berperan dalam keamanan siber sesuai dengan keahlian masing-masing. Sehingga kasus-kasus seperti kebocoran data yang telah terjadi belakangan ini tidak terulang kembali.
CEO D-NET, Caroline Gondokusumo mengatakan, memang tidak dipungkiri ancaman dari dunia maya di tanah air akan tetap ada seiring dengan kuatnya dorongan digitalisasi yang kini masih terjadi di Indonesia. Atas dasar itulah, penting sekali fondasi keamanan siber untuk menghadang segala ancaman dan kejahatan.
Menurutnya, ketahanan suatu negara itu tidak melulu harus dari aparat negara saja. Namun negara akan lebih kuat kalau melibatkan partisipasi dari masyarakat.
"Kami di D-NET mencoba melihat apa yang kita bisa lakukan dalam membantu ketahanan negara ini. Maka sejak beberapa tahun lalu D¬NET mengubah visinya: To be the biggest wireless internet provider THAT contributes to Making Indonesia 4.0," jelas Caroline.
Dari situlah D-NET secara active berusaha membantu pemerataan digitalisasi yaitu mengkoneksikan daerah-daerah yang belum tercover, meskipun pada saat itu beberapa desa tidak ada koneksi 2G dan juga termasuk dalam daerah 3T.
Selain itu, pihaknya juga mendirikan IT Training center kecil di daerah Gunung Anyar. Namanya XINAU. Tujuannya, memberikan training IT kepada masyarakat yang kurang beruntung.
"Mari kita berkontribusi bersama untuk negara, besar kecilnya sesuai kemampuan kita namun bila dilakukan oleh banyak orang, maka bukan tidak mungkin akan menjadi gerakan yang sangat berarti untuk mendukung ketahanan dan kedigdayaan negara tercinta ini," tegasnya.
Di sisi lain, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) juga pernah mengungkapkan, pemanfaatan jaringan digital di ruangan siber telah menempatkan keamanan siber menjadi isu strategis di Indonesia. Sebab, saat ini ruang digital telah menjadi ruang untuk semua orang beraktivitas.
Baik untuk aktivitas sosial, ekonomi, bahkan politik. Oleh karena itu, ruang siber yang dinamis dan berkaitan dengan perkembangan aspek ekonomi, sosial, politik dan keamanan tentu membutuhkan pengelolaan maupun strategi yang tepat dalam pemanfaatannya.
Berkaca dari hal-hal tersebut, maka dalam sesi pertama Id Connect akan dibahas secara tuntas seminar tentang Cybersecurity Untuk Ketahanan dan Kedaulatan NKRI. Pembicaranya pun adalah orang-orang yang expert di bidangnya. Yaitu R.M Wibawanto Nugroho Widodo, S.E., M.A (Brad) M.A., War College DIP., M.P.P., Ph.D. dari Pusat Strategis Ikatan Alumni Lembaga Ketahanan Nasional RI, Sylvia W Sumarlin sebagai Penasihat Senior Federasi Teknologi Komunikasi Informasi Indonesia, dan Dr. Rudi Rusdiah M.A sebagai Ketua Umum Asosiasi Big Data & Artificial Intelligence Indonesia.
Pusat Strategis Ikatan Alumni Lembaga Ketahanan Nasional RI R.M Wibawanto Nugroho Widodo menjelaskan, siber adalah center of gravity pertahanan negara di tahun 2021–2045 karena jumlah serangan siber terus meningkat berkali-kali lipat dari tahun ke tahun.
Maka dari itu, Penasihat Senior Federasi Teknologi Komunikasi Informasi Indonesia Sylvia W. Sumarlin menambahkan, terkait keamanan siber pada korporasi atau institusi, kita tidak bisa hanya mengharapkan pemerintah untuk melindungi kita dari kejahatan siber. Korporasi atau institusi wajib memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri.
"Ibaratnya kita harus memiliki satpam untuk menjaga ranahnya sendiri, sedangkan pemerintah menyediakan polisi untuk melindungi lingkungan di mana kita tinggal," jelasnya.
Ketua Umum Asosiasi Big Data & Artificial Intelligence Indonesia Rudi Rusdiah juga menuturkan, Cyber Resilience untuk Kedaulatan dan Daya Saing Indonesia memang harus terus diperjuangkan di tengah Global 4C (Crisis Food n Energy, Covid 19, Conflic & War, Climate Change) dan Indonesia sebagai Chair serta Host G20 Presidensi.
Diharapkan, melalui seminar ini pengetahuan masyarakat tentang cybersecurity bisa lebih luas lagi dan masyarakat bisa lebih bijak untuk memanfaatkan teknologi digital.
Advertisement