HUT Jatim ke-74, Pemprov Jatim Gelar Dzikir dan Doa Bersama
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak optimis bahwa kekuatan dzikir dan doa, akan membantu mewujudkan keberhasilan Nawa Bhakti Satya, yaitu sembilan program pengabdian untuk masyarakat Jawa Timur, khususnya Jatim Berkah.
Optimisme itu disampaikan Emil saat Dzikir dan Do’a Bersama Memperingati Hari Jadi ke-74 Jatim bersama Jama’ah Al-Khidmah di Masjid Baitul Hamdi, Kantor Gubernur Jatim, Minggu 3 November 2019.
Emil mengatakan, pentingnya kekuatan dzikir dan doa, karena sebaik, sekeras, dan secerdas apapun usaha manusia, tetap yang menentukan hasilnya adalah Allah SWT, termasuk suksesnya program Nawa Bhakti Satya yang diusung pemerintah.
“Kalau dalam Bahasa Inggris ada istilah man proposes God disposes. Artinya, manusia merencanakan, Tuhan yang menentukan. Jadi, kita tidak boleh merasa bahwa segala sesuatunya ada di bawah kendali kita. Itulah sebabnya, kehadiran majelis Dzikir di momentum HUT ke-74 Provinsi Jatim ini, adalah suatu perwujudan Jatim berkah,” katanya.
Emil menjelaskan meskipun hari ini Provinsi Jatim telah mendapatkan banyak kemajuan pembangunan, tapi juga tidak lepas dari berbagai tantangan yang harus dihadapi, guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Sejahtera itu, bukan hanya secara lahiriah, tapi juga batiniah. Artinya, kita bukan hanya ingin mengukur kesejahteraan dari tolok ukur ekonomi, tetapi juga dalam kepribadian dan akhlak, kebudayaan, dan budi pekerti,” tegasnya.
Untuk mewujudkan itu, lanjut pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Kabupaten Trenggalek ini, diperlukan kekuatan dzikir dan doa untuk menggerakkan hati. Sebab, tantangan kedepan semakin berat. Bukan hanya dari kemajuan teknologi saja, tapi juga dari usaha manusia sendiri.
“Contohnya di musim kering, terjadi kebakaran hutan. Maka jangan sampai kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia yang menghilangkan paru-paru bumi kita yang sudah sedikit jumlahnya,” ujarnya.
Kemudian, Emil melihat saat ini memasuki musim hujan, jangan sampai bencana longsor terjadi karena manusia juga tidak mau menjaga kelestarian di wilayah pegunungan. Contohnya, dengan membeton tanah yang seharusnya bisa menyerap air.
“Atau, jangan sampai karena perilaku manusia, yang kemudian mencemari sungai, menumpuk sampah di sungai, sehingga di musim hujan terjadi banjir yang merugikan dan menyengsarakan sesama umat manusia,” lanjutnya.
Karena itu, dzikir dan doa ini diharapkan bisa menggerakkan hati seluruh masyarakat Jatim, agar bisa mengurangi berbagai masalah yang sudah ada saat ini. Bahkan sebaliknya, bisa terus menjaga dan menanamkan sifat-sifat mulia dari para leluhur, seperti gotong royong, tolong-menolong, dan bersedekah.
“Sehingga tentunya kesejahteraan dan kemakmuran akan semakin cepat bisa kita gapai bersama,” pungkasnya.
Ketua Panitia, KH. Abdullah Sidik mengatakan, kegiatan majelis dzikir dan doa bersama ini telah berulang kali diadakan oleh Pemprov Jatim. Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan serupa pernah digelar di Tugu Pahlawan, Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, dan tahun ini di Masjid Baitul Hamdi Kantor Gubernur Jatim.
“Ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita, ini merupakan suatu spirit luar biasa bagi Jawa Timur. Karena sampai tahun ini, sudah ada 23 kota/kabupaten se-Jatim yang memiliki pengurus Al-Khidmah,. Jadi, kami berharap para pengurus tersebut bisa melakukan kegiatan serupa saat peringatan HUT kabupaten/kota masing-masing,” katanya.
Kegiatan dzikir dan doa bersama ini dihadiri sekitar tiga ribu jama’ah Al-Khidmah dari seluruh Jatim.