HUT Bank Jatim, Khofifah: Harus Kembangkan Usaha
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, agar Bank Jatim banyak melakukan kolaborasi dalam pengembangan usahanya.
"Eranya bukan lagi kompetisi tetapi kolaborasi, untuk itu dalam membangun kolaborasi seluas-luasnya dan sekuat-kuatnya harus bersinergi," kata Khofifah, Selasa 18 Agustus 2020.
Khofifah menambahkan, agar seluruh sektor usaha untuk membaca peluang pasar, dari mulai rencana pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur, termasuk usaha sektor-sektor perbankan lainnya.
Khofifah juga mengingatkan bahwa rencana berpindahnya ibukota ke Kalimantan Timur menjadi peluang yang harus dimanfaatkan.
"Kita harus siap dengan itu (rencana perpindahan ibukota ke Kaltim), karena anytime ibukota pindah ke Kaltim itu menjadi peluang yang harus dimanfaatkan," katanya.
Khofifah menyebutkan, kalau ibukota pindah ke Kaltim, maka harus diiringi dengan rencana yang matang. Karena itu akan menjadi market dan harus diikuti dengan masterplan dan langkah strategis lainnya.
Bank Jatim sebagai bank daerah juga harus mengambil peran dalam pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Itu sangat penting, lantaran selama ini UMKM menjadi penggerak roda ekonomi dan PDRB Jatim sebesar 54 persen.
Bagi Khofifah, usaha mikro dan ultra mikro harus mendapat perhatian untuk tumbuh dan berkembangnya. Karena dari UMKM perekonomian akan bergerak dan untuk menuju lebih baik. Pesannya, bantu yang kecil dan tak melupan yang besar.
"Sisir usaha ultra mikro, sisir juga usaha mikro dan kecil karena mereka pendorong dan penggerak PDRB di Jatim. Hari ini UMKM butuh tangan dingin Bank Jatim untuk menyapa mereka dan memberi pendampingan, akses dan membantu meningkatkan nilai tambah,” katanya.
Menurut mantan Menteri Sosial itu, saat ini dibutuhkan upaya ekstra dalam menyisir sektor usaha-usaha kecil. Caranya, dengan terjun langsung ke lapangan melihat kondisi mereka dan permasalahan apa yang tengah mereka alami. Kemudian, bisa dicari jalan persoalan yang dihadapi serta dapat menggali potensi yang terkandung di dalam usaha-usaha kecil tersebut.
“Saya punya mimpi, mereka (pelaku UMKM) tidak hanya memetik ikan di laut, dan ikan itu Tuhan yang memberi, atau memetik dari pohon karena itu juga Tuhan yang memberi. Tetapi bagaimana mengolah, mengemas dan membantu akses pasar terhadap ikan dan buah yang mereka petik,” katanya.
Advertisement