Soal Anggaran yang Dipotong, Bukan Lelucon MPR Lho!
Seorang pimpinan MPR RI marah-marah karena anggaran bagi lembaganya dipotong. Ia pun protes agar presiden mencopot menteri keuangan. Menkeu pun dinilai melecehkan karena tak hadir pada saat pembahasan anggaran -- diwakilkan pada wamenkeu.
Dengan enteng, menteri keuangan menjawab. Pada saat pembahasan anggaran, ia beralasan rapat lebih penting soal negara bersama presiden. "Pada saat ini, kita menghadapi problem lebih besar karena rakyat terlilit masalah di tengah pandemi," begitulah kata sang menteri. "Jadi, diminta pengertiannya agar para elite di MPR bisa memahami derita rakyat".
Begitulah, tontonan yang menghibur di panggung politik kita. Ahai..., kita pun bisa menghadirkan lelucon yang lebih merakyat soal memotong anggaran.
Duduk di Pangkuan Bos
Untuk mengejutkan suaminya, istri seorang eksekutif berhenti di kantor suaminya. Ketika dia membuka pintu, ia menemukan suaminya dengan dengan sekretaris cantiknya yang duduk di pangkuan sang suami.
Tanpa ragu-ragu, suami itu mendikte sebuah surat yang sedang diketik sekretarisnya dengan suara keras, "Dan kesimpulannya, Tuan-tuan, ada pemotongan anggaran atau tidak ada pemotongan anggaran, saya tidak bisa terus bekerja kantor ini hanya dengan satu kursi."
Hukuman untuk Anggota Badan
Seorang pengacara membela seorang pria yang dituduh melakukan perampokan mencoba pembelaan kreatif agar kliennya lolos.
"Klien saya hanya memasukkan lengannya ke dalam jendela dan lengannya mengambil beberapa barang. Yang melakukan adalah lengannya, bukan dirinya secara keseluruhan, jadi saya gagal untuk melihat bagaimana anda dapat menghukum seseorang secara keseluruhan untuk pelanggaran yang dilakukan semata-mata oleh lengannya."
"Baiklah kalau begitu," hakim menjawab dengan tersenyum. "Menggunakan logika yang sama, saya menghukum lengan terdakwa untuk dipenjara selama satu tahun. Klien anda bebas memilih untuk dapat menemani lengannya atau tidak."
Terdakwa tersenyum. Dengan bantuan pengacaranya, ia melepas lengan buatannya, meletakkannya di bangku dan berjalan keluar dari pengadilan.
Pelanggaran Privasi Anak
Tadi malam seseorang nonton teve, saluran frekuensi pendidikan. Peran yang dimainkan oleh dua pemain adalah dialog pendek mengenai masalah privacy antara seorang anak dan ibunya sendiri setelah sang ibu secara sembunyi-sembunyi coba membalik-balik catatan harian anak laki-lakinya yang diambil dari laci mejanya.
Ibu: Aduh, sekarang tingkahmu banyak juga ya, masih nyoba nulis sajak segala. Dengarkan nih, 'Desir angin Musim Semi telah membuat hatiku tiba-tiba merasa hangat...', Yo, jelaskan, dengan siapa kamu berpacaran?
Anak: Ibu curi-curi membaca catatan harianku, Ibu telah melanggar privacy-ku.
Ibu: Apa? Aku telah melanggar privacymu? Enak saja kamu berkata. Kamu tahu nggak, aku adalah Ibumu. Di hadapanku, kamu masih memiliki privacy apa lagi? Kalau dikatakan dirimu masih mempunyai apa yang dinamakan privacy, waktu kamu kulahirkan, mengapa tidak mengenakan celana dalam?