Humor pun Orang Palestina Dikorbankan, Si Yahudi Asal Lempar
Menjadi nasib bangsa Palestina selalu dilecehkan dalam setiap pergaulan. Di mana pun. Tak juga pada saat ada ketegangan dan perang.
Ini kecamuk perang antara Hamas dan Israel, telah menelan banyak korban. Korban jiwa ribuan nyawa warga sipil yang tak berdosa, menjadi sasaran pemboman tentara Israel.
Kekejaman itu tak menunjukkan kelucuan. Betapa tidak, rumah sakit pun menjadi sasaran, bayi-bayi dan perempuan (yang sesungguhnya tak boleh menjadi sasaran korban perang) justru menjadi mainan tentara Israel. Mereka menjadi korban yang tak terhitung jumlahnya.
Ahai... Ternyata, warga Palestina memang menjadi sasaran korban-korban kebiadaban dan kezaliman Israel. Termasuk dalam lelucon politik dan lelucon antarbangsa berikut:
Asal lempar
Dalam satu penerbangan yang diikuti oleh orang-orang dari pelbagai bangsa, tiba-tiba pesawat mengalami gangguan mesin. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh kru pesawat, maka diambil kesimpulan: telah terjadi kelebihan beban penumpang.
Maka si Pilot memberikan pengumuman kepada penumpangnya:
"Dengan segala hormat kami minta kesediaan 3 orang untuk terjun keluar dari pesawat ini, agar penerbangan tetap bisa berjalan lancar ".
Maka melompatlah seorang warga Amerika sambil mengucapkan: "Hidup Amerika".
Orang Perancis pun tidak mau ketinggalan : "Hidup Perancis".
Dan yang terakhir berteriaklah orang Yahudi: "Hidup Yahudi " Sambil mendorong orang Palestina keluar pesawat.
Penyelundupan di Timur Tengah
Seorang Palestina bernama Mahmud hendak melintasi pos perbatasan Israel-Palestina. Dia bersepeda dan membawa dua tas besar di pundaknya.
Tentara Israel segera memerintahkan dia berhenti. "Pinggirkan sepedamu itu. Saya ingin bertanya, apa isi kedua tas itu?"
"Pasir," jawab Mahmud.
Tentara Israel tidak percaya begitu saja. Mereka membongkar kedua tas itu dan benar mereka menemukan pasir didalamnya. Akhirnya mereka melepaskan Mahmud dan membiarkan dia melintasi perbatasan menuju wilayah Israel.
Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang kembali. Tentara Israel menghentikan sepeda Mahmud dan bertanya, "Apa yang kamu bawa?"
Mahmud menjawab, "Pasir."
Tentara-tentara itu memeriksa dengan teliti kedua tas itu dan tetap menemukan benda yang sama, pasir.
Kejadian yang sama berulang kali terjadi hingga tiga tahun lamanya. Akhirnya, Mahmud tidak muncul lagi dan tentara Israel itu menjumpainya sedang bersantai ria di luar kota Yerikho.
"Hei, kamu yang suka bawa pasir," tegur tentara Israel itu. "Saya menduga kamu selama ini membohongi kami saat melintas perbatasan. Tapi saya selalu menemukan pasir di dalam tasmu. Selama tiga tahun, saya sepertinya menjadi gila, tidak bisa makan atau tidur memikirkan barang selundupan kamu itu. Baiklah, ini di antara kita berdua saja! Saya mau tanya, apa sih yang kamu selundupkan tiap hari selama tiga tahun?"
Mahmud menjawab dengan kalem: "Sepeda!"