Humor Politik, Richard Nixon saat Moskow dan Hadiah Khusus
Ketawa-ketawa terkait Moskow dan Rusia bukan hanya milik orang Rusia dan bekas-bekar negara bagiannya. Bagaimana pandangan Amerika melihat dan terkesan soal Ibukota Rusia itu?
Lelucon seputar Presiden AS Richard Nixon menjadi bagian humo "Mati Ketawa Cara Rusia", yang terkenal itu. Demikian pula humor lain soal "Surat Perjanjian Sewa Rumah" yang cukup menggelikan bagi kita.
Mereka Seharusnya Diberi Dorongan dan Hadiah
Pada suatu hari tahun 1972, Presiden AS Richard Nixon telah mengakhiri kunjungannya ke Moskow dan bersiap-siap meneruskan peninjauannya ke kota lain di Uni Soviet. Polerenev, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet mengantarnya ke bandara.
Justru pada waktu ini, personel bandara melaporkan: "Pesawat mengalami kerusakan untuk sementara, personel layanan di darat kini sedang memburu waktu untuk memperbaikinya."
Polerenev pura-pura dengan santai berkata: "Bapak Presiden, maafkanlah, perjalanan Anda mau tak mau tertangguhkan."
Sambil menunjuk personel bandara yang sedang repot, Polerenev menyambung pembicaraannya: "Menurut pendapat Anda, aku harus bagaimana mengambil tindakan disiplin terhadap mereka?"
"Bukan, bukannya menghukum mereka," kata Nixon, "Sebaliknya Anda harus memberi dorongan dan hadiah kepada mereka, kalau bukan mereka yang menemukan kemacetan itu tepat pada waktunya, begitu pesawat ini mengudara, maka risikonya sulit kita bayangkan."
Surat Perjanjian Sewa Rumah
Sekali peristiwa, Kleilov, penulis fabel Rusia sedang menandatangani sebuah perjanjian sewa rumah dengan seorang pemilik rumah. Di dalam surat perjanjian itu tertulis sebaris kalimat: "Jika si penyewa rumah karena kecerobohan dirinya dalam menggunakan api sehingga menyebabkan rumah yang disewanya itu terbakar, maka ia harus mengganti kerugian sebesar 15000 Rubel kepada pemilik rumah."
Kleilov bukan hanya tidak mengajukan keberatan apa pun, malah di belakang angka 15000 itu, ia menambah pula 2 angka "0".
"Wah, 1500000 Rubel! Oke!" teriak si pemilik rumah itu dengan terkejut gembira.
"Ah, Bapak jangan merasa heran terhadap sesuatu yang sebenarnya biasa-biasa saja," jawab Kleilov dengan tetap tenang, "pendeknya, dapat dipastikan, uang ganti rugi sebesar ini bagaimana pun aku tak mampu membayarnya."
Advertisement