Humor Politik! Penyebarangan Babi Hutan, Buruh Tani tak Mengerti
Di tengah banyak orang tawuran mengkritik Jokowi karena politik dinasti, perlu pelepasan ketegangan dengan humor.
Humor politik memang menyehatkan kejiwaan kita bersama. Nah, di sinilah lewat pentingnya lelucon di seputar hal-hal remeh dalam kehidupan sehari-hari.
1. Babi Hutan Papua Menyeberang ke PNG
Seekor babi hutan dari pedalaman Timika di Papua lari ketakutan menyeberangi perbatasan Indonesia-Papua Nugini (PNG). Ia merasa diburu-buru tentara Indonesia.
Ia baru berhenti ketika ada seekor babi hutan Papua Nugini menyatakan bahwa ia sudah berada dalam wilayah Papua Nugini.
"Mengapa Anda berlari?" tanya babi Papua Nugini.
"Terus terang saya khawatir pada tentara Indonesia. Mereka mengebiri semua laki-laki di sana," ujar babi Indonesia.
"Tapi Anda 'kan bukan manusia. Anda 'kan cuma seekor babi hutan?"
"Justru itulah. Mereka mengebiri dulu baru bertanya kemudian," ujar babi Indonesia.
2. Buruh Tani, Konglomerat, Penggede Makan di Restoran
Tersebutlah tiga orang bersaudara. Seorang buruh tani, seorang konglomerat, dan seorang jenderal masih bersaudara. Sang konglomerat mengajak mereka ke restoran "steak" yang terkenal di Jakarta.
Tapi mereka datang agak terlambat. Begitu masuk, si pelayan utama restoran itu dengan sopan menemui mereka dan mengatakan, bahwa restoran tak bisa melayani lagi.
"Maaf, kami kekurangan daging impor," kata sang pelayan.
Buruh tani bertanya, "Daging impor itu apa, sih?"
Si konglomerat bertanya, "Kekurangan itu apa?"
Sedangkan si jenderal bertanya, "Maaf itu apa?"
3. Babi Hutan Menyerbu Kota Roma
Berabad lalu, bangsa-bangsa barbar; Galia dan Visigoth, menyerang dan memporak-porandakan Roma. Kini, di era modern, gerombolan babi hutan menyerang ibu kota Italia itu.
Pada September 2021, ada kabar tak nyaman dalam pemahaman kita. Kawanan babi hutan, terdiri dari 10 sampai 20 — mulai dari anak-anak sampai paling dewasa — muncul di jalan-jalan, mengacak tong sampah, atau berleha-leha di taman-taman kota.
Kelompok lebih kecil, terdiri dari betina dan tiga atau empat anak, menyeberang jalan seenaknya yang memaksa pengendara berhenti mendadak. Ada pula yang menyusuri trotoir, memaksa orang orang menyingkir.
Penduduk Roma kini puya hobi baru, memfilmkan kawanan babi yang berada di jalan dan memposting di media sosial. Dulu, nenek moyang penduduk Roma menjadikan berburu babi hutan sebagai olahraga.
Invasi babi hutan terjadi saat Roma bersiap mengelar pemilu lokal. Politisi menggunakan peristiwan ini untuk menyeang walikota Roma Virginia Raggi, yang dianggap tidak becus menangani sampah.
Para ahli mengatakan invasi babi bukan soal ketidak-becusan pengelolaan sampah, tapi lebih rumit lagi. Salah satunya, ketiadaan program penanggulangan populasi babi hutan.
Coldiretti, lobi pertanian utama di Italia, memperkirakan terdapat dua juta bibi hutan di Italia. Wilayah Lazio, sekitar Roma, terdapat 5.000 sampai 6.000 babi hutan yang biasa mengunjungi taman kota.
Mereka mencari makan di sekitar taman, dan biasanya membalikan tong sampah dan mengeluarkan isinya.
Tahun 2019, Lazio meluncurkan program penangkapan besar-besaran binatang itu unduk disembelih. Bulan lalu, Lazio juga menyetujui usulan perburuan selektif terhadap babi hutan di beberapa taman.
Maurizio Giubbiotti, penanggung jawab taman di Lazio, mengatakan wilayah itu perlu meningkatkan pemusnahan babi hutan dari 700 ekor menjadi 1.000 ekor per tahun, untuk mengendalikan situasi.
Begitulah, Amrin Pembolos mencoba berkisah tentang kelucuan di Kota Roma.
Advertisement