Hujan Deras Iringi Larung Tumpeng di Telaga Ngebel Ponorogo
Tumpeng besar berisi beras merah dilarung di Telaga Ngebel di acara Grebeg Suro pada Minggu 7 Juli 2024. Sebelum dilarung, tumpeng besar lebih dulu diarak keliling di telaga seluas 160 hektare ini.
Tumpeng hasil panen diarak untuk sedekah bumi dan sejumlah tumpeng nasi. Seperti lauk ingkung ayam yang hendak diperebutkan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kawasan dermaga Telaga Ngebel penuh sesak pengunjung bersamaan Larung Sesaji dan Risalah Doa.
Bupati Sugiri Sancoko dan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Ponorogo tampak berada di deretan undangan. Mereka disuguhi tari Balebatur sebelum acara inti larungan.
“Larung sesaji bukan sekadar menenggelamkan hasil bumi dari olah pertanian ke tengah telaga. Melainkan sebagai bentuk doa dan rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa selama ini,” kata Kang Bupati sapaan Bupati Sugiri Sancoko dikutip di laman ponorogo.go.id, Senin 8 Juli 2024.
Hujan deras yang mengiringi Larung Sesaji dan Risalah Doa juga pertanda sebuah keberkahan. Kang Bupati berharap daerah yang dipimpinnya selalu mendapat keberkahan. “Hujan adalah berkah dari Allah, semoga sedekah ini membawa berkah untuk kita semua,” tandasnya.
Larung Sesaji dan Risalah Doa terbukti mampu menjadi daya tarik pengunjung Telaga Ngebel. Acara semakin meriah dengan pertunjukan beragam kesenian. Pemerintah Kabupaten Ponorogo selama ini juga menambah pesona Telaga Ngebel dengan fasilitas air mancur menari dan perahu wisata.