Hujan Deras di Surabaya dan Bandung, Peneliti BRIN Urai Sebabnya
Hujan kembali deras setelah beberapa saat mengalami penurunan. Banjir pun melanda Surabaya, pada Jumat 28 April 2023. Hal serupa juga terjadi di Bandung dan Cilacap. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan sebabnya.
Klimatologis BRIN, Erma Yulihastin di akun Twitternya menjelaskan jika meningkatnya hujan dipicu pembentukan dua bibit meso-vorteks di Samudera Hindia dan Laut China Selatan.
Dalam akun yang sama, ia menyebut jika vorteks yang menyebabkan hujan masih akan menguat, hingga akhir April 2023. "Vorteks yang berasosiasi dengan gelombang Kelvin ini, berpotensi semakin menguat esok, 30 April 2023," cuitnya, dilihat Sabtu, 29 April 2023.
Dalam utas sebelumnya, ia juga menyebut potensi hujan lebat juga akan dialami di Kalimantan, selain di Jawa. "Tak hanya di Bandung, wilayah di Sukabumi-Bogor, juga Kalimantan bagian selatan (Sukamara, Ketapang) juga dilanda hujan yang berpotensi awet malam ini," katanya.
Ditambahkannya, hujan di Jawa Timur juga berkaitan dengan sistem konveksi yang terhubung dengan Kalimantan. "Pembentukan konvergensi di selatan Jawa memengaruhi sistem hujan di Jatim saat ini. Berpotensi meluas," imbuhnya.
Dilansir dari Climate 4 life, Gelombang Kelvin sendiri memiliki karakter sedikit berbeda dengan Gelombang Rossby. Kelvin adalah gelombang dengan skala sangat besar, baik di atmosfer bumi dan juga lautan.
Di lautan, Kelvin menentukan gerakan pasang surut. Kelvin merupakan gelombang gravitasi khusus yang dipengaruhi rotasi bumi, dan terjebak di Khatulistiwa. Gelombang ini memiliki periode antara 12 hingga 20 hari dan bergerak ke arah timur.
Advertisement