Hujan Deras di Hulu, Luapan Bengawan Solo di Lamongan Meluas
Banjir akibat luapan Bengawan Solo di Lamongan semakin meluas. Ini disebabkan ketinggian air permukaan sungai terpanjang di Jawa itu terus meningkat, akibat hujan deras di daerah hulu.
Jika sebelumnya hanya puluhan rumah tergenang, sejak Selasa 12 Maret 2024 siang bertambah hingga 150 rumah warga tergenang. Bahkan, ketinggian air dalam rumah mencapai 30 centimeter lebih.
Tidak ada korban jiwa atau kerugian lain. Warga juga tidak perlu mengungsi, karena warga setempat masih menganggapnya kejadian wajar. "Ini masih belum seberapa, jadi kami tetap tenang tinggal di rumah," tutur Sari, warga Desa Bulutigo, Kecamatan Laren.
Selain genangan meluas di kawasan pemukiman warga Desa Bulutigo dan perumahan sepanjang aliran Bengawan Solo, banjir juga menggenangi 150 rumah di Desa Parengan, Gedangan dan Blumbang , Kecamatan Maduran. Ketinggian air di jalan lingkungan dan dalam rumah mencapai 40 centimeter.
Sementara ancaman banjir di Babat, juga meluas tetap masih dalam kondisi aman. Pemukiman di dalam tanggul juga tidak terlalu khawatir karena luapan air masih di anggap wajar. Doorlat atau tanggul darurat yang terpasang di pintu-pintu tanggul juga belum ada tambahan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan, Joko Raharto membenarkan terkait kondisi banjir akibat luapan Bengawan Sol tersebut. Dikatakan, permukaan air Bengawan Solo mulai naik sekitar pukul 04.00 WIB.
"Kita terus memantau dan turun lapangan untuk mendata sejauh mana dampak banjir ini. Kita data berapa rumah dan fasilitas apa saja yang tergenang. Secara umum kondisi di Lamongan masih aman, " katanya.
Meskipun demikian, Joko tetap melakukan koordinasi dengan unsur jajaran terkaituntuk kerjasama di lapangan dan saling memantau perkembangan dan kondisi banjir.
"Semisal dibutuhkan bantuan, BPBD siap mengirim ke lokasi," tandasnya.