Peluruhan Awan CB Sebabkan Hujan Disertai Angin Kencang
Sebagian besar wilayah di Jawa Timur terus diguyur hujan deras dan angin kencang dalam tiga hari terakhir ini. Bahkan, beberapa wilayah porak-poranda, banyak pohon tumbang, tiang listrik roboh, atap rumah beterbangan dihempas angin hingga jatuh korban jiwa.
Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Teguh Tri Santoso mengatakan, hujan disertai angin kencang itu terjadi karena peluruhan dari awan Cumolonimbus (CB) yang matang.
“Yang terjadi karena downbars atau angin kencang yang dating tiba-tiba yang memiliki skup cakupan luas. Durasinya memang tidak lama karena biasanya peluruhan dari awan CB yang sudah matang. Biasanya awal hujan itu hujan intensitas tinggi dan disertai angina kencang,” kata Teguh kepada ngopibareng.id, Selasa 7 Januari 2020.
Peluruhan awan CB itu, lanjut Teguh, terjadi karena kondensasi air yang menguap akibat suhu panas sudah tak bisa naik akibat sudah penuh. Sehingga, terjadi peluruhan atau turunnya air hujan dengan intensitas tinggi.
Setelah terjadi peluruhan, membuat awan menjadi meluas atau lebih dikenal awan Auto 100 yang kecenderungannya adan hujan ringan dengan durasi yang lama.
“Pola singkat tadi lebih efek awan CB tadi. Ditambah masa udara dari Asia atau angina Baratan, kemudian ada pola konvergensi akibat siklon tropis dari pesisir utara Australia menyebabkan pertumbuhan awan lebih kuat lagi. Sehingga terjadi yang namanya hempasan udara yang terjadi seperti di Surabaya dan Sidoarjo,” katanya.
Karena itu, berdasar data yang dihasilkan alat pengukur angina, kecepatan angina kemarin berkisar 40-60 Km/jam. Kecepatan tersebut bagi BMKG sudah dalam tanda berbahaya karena sudah di atas rata-rata.
Ia menghimbau, agar masyarakat dapat waspada ketika datangnya hujan disertai angin kencang hingga tanggal 10 Januari nanti menjadi akhir masa angin kencang.