Hujan 3 Jam, Puluhan Rumah di Kota Banyuwangi Terendam Air
Hujan deras mengguyur Banyuwangi selama tiga jam, Senin 9 Maret 2020. Akibatnya, puluhan rumah terendam banjir. Ketinggian banjir diperparah dengan meluapnya Sungai Kalilo. Warga menyebut banjir ini yang terparah selama beberapa tahun terakhir. Banjir terjadi di beberapa wilayah di Kecamatan kota Banyuwangi. Ketinggian air rata-rata antara 80cm sampai 100cm.
"Sebelas tahun saya tinggal di sini, baru kali ini sampai sebesar ini banjirnya," kata Rotul Munaiyah, 35 tahun, warga Lingkungan Ujung, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi.
Rotul menyebut, sebelumnya memang sering terjadi genangan air. Namun ketinggiannya hanya setinggi sekitar 30 cm. Namun, kali ini ketinggian air sampai mencapai satu meter.
"Tadi tingginya sekitar satu meter. Itu masih ada bekasnya di dinding rumah," kata Subariyanto, 69 tahun, Ketua RT setempat.
Sementara itu, di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu juga terjadi luapan air. Sesuai namanya, Lingkungan Lebak ini memang berada lebih rendah dari permukaan air sungai Kalilo yang bera di samping pemukiman ini.
"Sebelumnya air memang menggenang, tapi hanya setinggi mata kaki saja. Kalau ini parah, sofa dan tempat tidur semua terendam," jelas Suprin, 56 tahun, warga Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi.
Beruntung warga sudah menyelamatkan sejumlah barang berharga seperti dokumen dan barang elektronik. Sedangkan barang-barang lain, terpaksa dibiarkan terendam air. Karena tidak ada tempat untuk menyelamatkan barang tersebut.
Salah seorang warga bernama Tommy, usia 60 tahun menyebut, genangan air itu diperparah adanya gorong-gorong yang baru dibuat. Sedianya gorong-gorong itu untuk membuang genangan air yang berada perkampungan ke sungai Kalilo. Namun karena gorong-gorong itu tidak dilengkapi pintu air, saat debit air sungai Kalilo meningkat justru air sungai masuk kepemukiman.
"Kalau air sungai sedang besar justru air sungai masuk ke pemukiman lebih cepat," tegasnya.
Sejumlah anggota kepolisian, TNI dan BPBD tampak berusaha membantu warga untuk mengurangi genangan. Mereka berkeliling di area yang masih tergenang air.
Advertisement