Hujan, 13 Warga Probolinggo Terjangkit DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) merebak di Kota Probolinggo. Sedikitnya, 13 warga di Kota Bayuangga itu terjangkit DBD di awal musim hujan, pada kurun waktu Januari hingga 7 Februari 2020.
“Harus diwaspadai DBD mulai merebak, selama Januari 2020 ini sebanyak 12 warga terserang DBD, ditambah satu orang juga terkena DBD pada Februari 2020,” kata Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Probolinggo, Nyamiati Ningsih, Jumat, 7 Februari 2020.
Namun jika dibandingkan periode yang sama pada 2019 lalu, jumlah warga yang terserang DBD tahun ini jauh berkurang. “Pada Januari 2019 lalu sebanyak 23 orang terjangkit DBD,” katanya.
Disinggung merebaknya DBD di awal tahun, Ningsih mengatakan, faktor cuaca sangat dominan. “Pada saat musim hujan banyak genangan yang menjadi media bertelurnya nyamuk Aedes Aigepty,” ujarnya.
Sebanyak 13 penderita DBD di awal 2020 ini, kata Ningsih, tersebar merata di lima kecamatan. Tertinggi di Kecamatan Mayangan dengan enam penderita, disusul Kanigaran, Kedopok, dan Wonoasih masing-masing dua penderita, dan satu di Kecamatan Kademangan.
Dikatakan penderita DBD terinci, sembilan laki-laki dan empat perempuan. “Syukurlah, semua penderita DBD bisa sembuh, tidak ada yang meninggal dunia,” kata Ningsih.
Ia mengingatkan, nyamuk Aedes Aigepty biasa menggigit manusia pada jam aktif, yakni pukul 07.00-11.00 dan sore pada 16.00-18.00. “Jadi mereka yang tidur di jam-jam tersebut rawan digigit nyamuk penyebab DBD,” katanya.
Demi menanggulangi angka penderita DBD, Dinkes setempat menyarankan serangkaian langkah preventif. Termasuk langkah jitu 4M Plus yakni, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, dan memantau jentik nyamuk seminggu sekali.
Juga menggunakan repelen anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, melakukan larvasidasi, dan menggunakan kelambu.
“Plus di sini, warga bisa memelihara ikan cupang yang memangsa jentik nyamuk, serta menanam toga seperti sere dan lavender yang tidak disukai nyamuk,” katanya.
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), kata Ningsih, merupakan metode pencegahan penularan penyakit DBD yang paling mudah dan murah dibandingkan pengasapan (fogging). Melalui PSN, yang diberantas telur dan jentik nyamuk sedangkan fogging membunuh nyamuk dewasa.
Advertisement