Hubbul Wathan Minal Iman, Hadits atau Bukan?
Pengantar Redaksi:
Hubbul wathan minal iman. Cinta tanah air bagian dari iman. Ungkapan ini selalu menggema di kalangan para santri, terutama pada saat peringatan Hari Santri Nasional (HSN) dan peringatan Hari Pahlawan.
Benarkah ungkapan yang disampaikan KH M Hasyim Asy’ari (almaghfurlah) itu merupakan hadits ataukah bukan? Untuk memperjelas hal itu, berikut catatan yang mampu menjelaskan secara gamblang hakikat dari kata-kata tersebut, oleh KH M. Ma’ruf Khozin, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Suramadu Bangkalan.
Berikut uraian singkat Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur:
Redaksi ini apakah sebuah hadits atau bukan sudah diperdebatkan oleh para ahli hadis di abad pertengahan Islam.
Kita awali dari pendapat Al-Hafidz As-Suyuthi:
( حديث ) " حب الوطن من الإيمان " لم أقف عليه
Hadis “Hubbul Wathan Minal Iman” tidak saya temukan sebagai hadis (Ad-Durar Al-Muntastirah, 1/197)
Ada pula kalangan kritikus hadis yang secara tegas menghukumi palsu, di antaranya Al-Hafidz As-Shaghani:
ومنها قولهم: (حب الوطن من الإيمان) .
Di antara hadis palsu adalah ungkapan “Hubbul Wathan Minal Iman” (Al-Maudhuat As-Shaghani, 1/2)
Pendapat ini disampaikan pula oleh Syekh Ad-Darwisyh dalam Asna Al-Mathalib fi Ahadits Mukhtalifah Al-Maratib dan Syekh Albani dalam Silsilah Dhaifah.
Namun ada sebagian ulama yang mencantumkan Hubbul Wathan Minal Iman sebagai hadis. Di abad pertengahan disampaikan oleh Syekh Ibnu Allan (1058 H) yang beliau kutip di Syarah Riyadus Shalihin:
والوطن الحقيقي هو الدار الآخرة التي لا نهاية لآخرها بإرادة الله تعالى وقدرته » . قال بعضهم: هذا هو المراد من حديث «حبّ الوطن من الإيمان» أي: فينبغي لكامل الإيمان أن يعمر وطنه
Negeri yang sebenarnya adalah akhirat, kehidupan yang tak ada puncak akhirnya, dengan kehendak dan kuasa Allah. Sebagian ulama mengatakan bahwa ini adalah yang dimaksud dengan hadis “Hubbul Wathan Minal Iman”. Yakni dianjurkan bagi setiap orang yang sempurna imannya untuk memakmurkan negerinya (Dalil Al-Falihin, 1/37)
Akar Pandangan Syaikhon Kholil Bangkalan
Salah satu ulama Nusantara yang banyak melahirkan ulama, Syaikhona Kholil, lebih cenderung mengikuti pendapat seperti yang disampaikan oleh Syekh Ibnu Allan. Di sebuah manuskrip karya beliau yang berhasil didokumentasikan oleh Tim Turats Syaikhona Kholil di bagian pinggir kitab “Hubbul Authan Minal Iman” beliau menulis di bawahnya ‘Hadis’. (Lihat gambar di VideoTron)
Mana yang lebih tepat? Saya condong ikut pendapat ulama yang menempuh jalan tengah di antara kedua pendapat di atas, yakni disampaikan oleh Al-Hafidz As-Sakhawi, murid Al-Hafidz Ibnu Hajar. Beliau berkata:
حديث: حب الوطن من الإيمان، لم أقف عليه، ومعناه صحيح
Hadis: “Hubbul Wathan Minal Iman”, tidak saya jumpai sebagai hadis, tapi secara makna adalah benar (Al-Maqashid Al-Hasanah, 1/100)
Bagaimana menurut para kiai-kiai NU tentang cinta tanah air? Saya mendapat sebuah hadis di kitab Arbain Al-Buldaniyah karya Musnid Al-‘Ashr, Sayidi Syekh Yasin Al-Fadani, di kitab tersebut Beliau meriwayatkan hadis dari 40 ulama yang berasal dari 40 negara. Di bagian negara Indonesia, Syekh Yasin menerima hadis dari KH Hasyim Asyari (salah satu pendiri NU) sebuah hadis tentang mencintai kaum (kalau sekarang adalah negeri). Hadis tersebut:
فَقُلْتُ أي واثلة بن الأسقع: يَا رَسُولَ اللهِ ، أَمِنَ الْعَصَبِيَّةِ أَنْ يُحِبَّ الرَّجُلُ قَوْمَهُ ؟ قَالَ : لاَ ، وَلَكِنْ مِنَ الْعَصَبِيَّةِ أَنْ يُعِينَ الرَّجُلُ قَوْمَهُ عَلَى الظُّلْمِ.
Watsilah bin Asqa’ bertanya: “Apakah orang yang mencintai kaumnya adalah ashobiyah?” Nabi: “Tidak! Ashobiyah adalah menolong kaumnya untuk berbuat kezaliman” (HR Ahmad, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, At-Thabrani dan lainnya)
Maka tidak aneh jika murid-murid Syaikhona Kholil dan Hadratus Syekh Hasyim Asyari memiliki slogan Hubbul Wathan Minal Iman hingga tercipta Syair Yaa Lal Wathan.