HRS: Saya Tidak akan Mundur Selangkahpun
Mohammad Rizieq Shihab, pimpinan FPI (Front Pembela Islam), hari ini mengeluarkan pernyataan sehubungan ditembaknya hingga tewas enam orang pengawalnya, tanggal 7 Desember lalu, di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
Dalam penjelasan yang langsung diunggah di Youtube sekitar pukul 12.15, dalam video berdurasi 16 menit tanpa gambar visual kecuali hanya suara, HRS (Habib Rizieq Shihab) antara lain mengatakan dirinya menjadi saksi bagaimana para pengawalnya itu dengan gagah berani berusaha menghalang-halangi beberapa mobil yang mengejarnya. Dalam hitungan 1 jam, video ini telah ditonton 69 ribu orang.
"Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan beberapa hal penting untuk untuk keluarga para suhada, jajaran DPP FPI, segenap laskar dan simpatisan FPI, bahkan untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia," kata RHS.
Menurutnya, apa yang disampaikan Sekretaris Umum DPP FPI Munarman dalam konferensi pers dan kronologis penmbakan yang terjadi hari Senin lalu adalah benar. "Saya sebagai saksi yang mengetahui peristiwanya, dengan ini menyatakan bahwa kronologis yang disampaikan DPP FPI adalah benar.
"Kedua, yang ingin saya sampaikan, bahwa saat kejadian tidak ada satupun diantara kami, baik saya maupun keluarga, serta seluruh laskar yang mengawal kami yang mengira bahwa yang melakukan pengejaran, memepet dan menganggu kami adalah dari kepolisian. Sama sekali kami tidak menduga, kami tidak mengira, apalagi kami menuduh. Yang kami tahu, mereka adalah orang-orang jahat yang ingin mencelakakan kami. Dan jumlah mereka bukan satu atau dua mobil, tapi banyak sekali mobil mereka yang berusaha untuk maju ke depan untuk mendekati dan untuk bisa mencapai mobil saya."
"Tapi dengan gagah luar biasa, para suhada itu berusaha mencegahnya. Mereka cerdas, luar biasa mereka, mereka dengan cantik akhirnya bisa mengusir satu persatu mobil-mobil tersebut sehingga tidak bisa masuk ke dalam rombongan. Subkhanallah. Tanpa mereka-mereka ini, dengan takdir Allah, tanpa para suuhada ini, mungkin kami sudah digiring ke medan pembantaian yang direncanakan. Allah mentakdirkan sesuai dengan kehendakNya. Tapi demi Allah, saya siap setiap saat untuk menghadapi takdir, saya tidak mundur selangkahpun juga. Saya tidak akan pernah takut menghadapi ancaman dan teror," tambahnya.
HRS juga menceritakan bagaimana keberanian para pengawalnya. "Beraninya mereka para syuhada itu, tanpa senjata. Mereka laskar yang luar biasa. Bagaimana mereka tertawa dan senang ketika melihat saya dan keluarga sudah terbebas dari kejaran. Mereka senang, melihat mobil saya dan keluarga sudah keluar dari pengejaran. Mereka tertawa, padahal mereka sebentar lagi akan dibantai. Mereka akan digiring ke medan pembantaian," lanjutnya.
"Dan sampai saat itu kami tidak tahu kalau yang melakukan itu ternyata pihak kepolisian. Kami tidak pernah tahu bahwa yang mengejar kami itu adalah pihak kepolisian. Kami tidak pernah tahu, kami tidak pernah su'dzon, kami tidak pernah menuduh, bahwa yang melakukan pengejaran itu adalah kepolisian. Bahkan saat mengadakan konferensi pers DPP FPI masih mencantumkan mereka adalah orang tidak dikenal atau OTK. Karena kami tidak berani menuduh siapapun tanpa bukti, kami tidak berani menuduh siapapun tanpa saksi, sesuai ajaran Islam. Islam melarang kita menuduh tanpa bukti dan saksi," kata HRS
"Sampai siang hari kami kerahkan laskar Kerawang bersama pimpinan-pimpinannya masuk ke setiap rumah sakit di Kerawang, masuk ke setiap kantor polisi yang ada di Kerawang, menyapu bersih jalan tol, dalam rangka untuk mencari di mana mereka yang diculik itu."
"Tapi subkhanallah, Allah buka mulut mereka. Allah maha besar. Siang itu juga Kapolda Metro Jaya mengakui bahwa mereka yang melakukan kejahatan itu, mereka yang berusaha mencelakai kami, ternyata diakui sebagai bagian dari penyidikan Polda Metro Jaya. Bukan kami yang menuduh, tapi mereka sendirilah yang mengaku. Kalau mereka menutup mulut dan tidak pernah mengaku, sampai sampai kapanpun kami tidak pernah tahu. Subhanallah. Hanya dalam hitungan jam, Allah buka semuanya. Padahal kalau mereka tutup seumur hidup pun, kami tidak pernah tahu. Tapi Allah Maha Berkehendak, Allah buka pengakuan mereka, sehingga sekarang jadi terang benderang siapa yang membunuh para syuhada itu," kata HRS.