Ini Promo Work From Hotel Dua Minggu di Jatim
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, menyiapkan promo kepada masyarakat yang selama ini mengikuti anjuran pemerintah untuk berkeja dari rumah. Hal tersebut juga dilatarbelakangi pernyataan Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa perihal work from hotel, pada konferensi pers di Gedung Negara Grahadi beberapa hari lalu.
Ketua PHRI Jatim, Dwi Cahyono mengatakan, promo tersebut memang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang sudah bosan di rumah. Tak hanya pemotongan biaya sewa, pihaknya juga bakal menyediakan makan gratis bagi para penginap.
“Kami memberikan yang stay at home kan mungkin ada kebosanan yang tidak nyaman untuk keluarga atau bagaimana. Terkait (promo) itu, kami ada program dua minggu, makan tiga kali,” kata Dwi, ketika dihubungi, Senin, 13 April 2020.
Dwi juga menjelaskan, promo hotel yang diberikan oleh para pengelola, tak lagi memikirkan untung rugi. Karena mereka hanya ingin, bisnis penginapan tersebut tak segera gulung tikar ditengah pandemi covid-19 ini.
“Harga khusus, persentasi kami sudah gak menghitung rate harian, yang penting pokoknya bisa survive. Dua minggu itu paling cuman dapat Rp5 juta sampai Rp7,5 juta,” jelasnya.
Dwi pun menerangkan, yang juga mendasari promo pemotongan biaya menginap serta gratis makan tersebut, merupakan ekonomi para karyawan. Ia tak ingin, karena sedikitnya omset pendapatan perhari, membuat pekerja dirumahkan oleh pihak pengelola.
“Soal harga ya kami kompetitif ini, sebetulnya upaya meningkatkan okupansi, biar gak semuanya tutup. Ini lagi mumet, sudah mendekati hampir 200 hotel yang tutup, “ucapnya.
Sejatinya, sebelum Khofifah menyarankan masyarakat yang bosan dari rumah untuk pindah ke hotel, promo ini sudah tersedia, yakni sejak sektor perhotelan sepi, pada awal bulan ini.
“Ya kita sebetulnya sudah menyiapkan sejak awal April, itu juga usulan PHRI Jatim terkait optimalisasi okupansi. Sekarang ini sudah dbawah 10 persen jadi harus kreatif,” ujarnya.
Tak hanya itu, Dwi juga mengimbau kepada pengelola hotel, untuk menyediakan kamar yang difungsikan sebagai ruang isolasi ODP, jika memungkan. Serta tetap menerapkan protokol kesehatan untuk karyawan.
“Ini juga kami siapkan, tapi gak banyak, buat isolasi mandiri. Jadi seperti yang dari luar negeri atau pernah kontak dengan yang diduga positif, itu bisa kami persiapkan,” tutupnya.
Advertisement