Hongkong Tak Wajib Jelaskan Alasan Tolak Somad
Desakan Majelis Ulama Indonesia yang meminta pemerintah mengirim nota protes ke Pemerintah Hongkong, tampaknya tak akan berpengaruh apa-apa. Pasalnya kebijakan untuk menolak atau menerima warga negara asing yang mau masuk ke sebuah negara, adalah hak mutlak sebagai negara tersebut sebagai negara berdaulat.
Meski demikian, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan telah meminta penjelasan dari otoritas imigrasi Hongkong. Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal menyatakan pihaknya lewat Konsulat Jenderal RI di Hong Kong telah meminta penjelasan otoritas setempat soal penangkalan imigrasi terhadap Ustadz Abdul Somad.
"Konjen RI di HK sedang memintakan penjelasan dari otoritas HK mengenai penolakan tersebut," kata Iqbal.
Namun sekali lagi Iqbal menekankan bahwa otoritas Hong Kong tak memiliki kewajiban untuk memberi penjelasan soal penolakan imigrasi tersebut. Iqbal menyebut penangkalan seorang warga negara asing merupakan hak berdaulat setiap negara.
Pemerintah Indonesia juga melakukan hal yang sama. Contohnya di Imigrasi Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta). Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soetta Enang Syamsi, mengatakan ada 562 WNA yang ditolak masuk ke Indonesia. Jumlah itu dilakukan selama Januari hingga 18 Desember 2017.
Seperti diberitakan sebelumnya, ustadz kondang, Abdul Somad ditolak masuk Hongkong saat akan berceramah di depan TKI yang ada di Hongkong. Melalui akun Facebook miliknya Ustadz Somad menceritakan kronologi penolakan bersama rombongan:
"Saya sampai di Hong Kong pukul 15.00 WIB, jam tangan belum saya ubah (sekitar pukul 16.00 waktu Hongkong). Keluar dari pintu pesawat, beberapa orang tidak berseragam langsung mengadang kami dan menarik kami secara terpisah. Saya, Saudara Dayat dan Saudara Nawir," terang Ustadz Abdul Somad, Minggu, 24 Desember 2017.
Oleh petugas berpakaian preman itu Abdul Somad dan rombongan dimintai keterangan terkait latar belakang dan maksud mereka datang ke Hongkong. Selain itu, isi dompet dan seluruh kartu identitas diperiksa.
Salah satu yang menjadi perhatian petugas adalah kartu Rabithah Alawiyah (Ikatan Habaib).
"Saya jelaskan. Saya menduga mereka tertelan isu terorisme. Karena ada logo bintang dan tulisan Arab," ungkap Somad
"Saya jelaskan bahwa saya murni pendidik, intelektual muslim lengkap dengan latar belakang pendidikan saya," jelas Somad.
Meski alasan sudah dikemukakan olehnya, namun petugas justru menjelaskan bahwa negara mereka tidak dapat menerima kedatangan Abdul Somad. (amr)
Advertisement