Holycrank Kian Eksis Dengan Bumbu Rute Prank
Sebuah komunitas sepeda yang makin eksis hingga hari ini adalah Holycrank dari Semarang. Semuanya bermula dari Deni Acong yang mengumpulkan beberapa kawannya untuk gowes bareng.
Saat itu di tahun 2013, komunitas gowes belum terlalu banyak. Dan di tahun itu road bike mulai naik daun. Nah, akhirnya Deni membuat komunitas bernama Holycrank.
“Holy mewakili semangat positif dalam membantu sesama cyclist. Sementara itu crank adalah bagian terpenting dalam sepeda yakni gir besar yang digunakan untuk pedalling,” jelas Surya Ari atau panggilan akrabnya Ko Gkwang, salah satu pendiri Holycrank.
Jadi Holycrank sangat mencerminkan antusiasme komunitas dalam dunia sepeda sekaligus nilai kebersamaan dan solidaritas.
Komunitas yang beranggotakan 86 cyclist ini memiliki jadwal rutin bersepeda. “Hanya satu hari off yakni Senin. Selasa gowes high speed. Rabu rute climbing. Kamis rute looping. Jumat rute hidden route atau lari. Sabtu rute long ride. Minggu rute city ride,” jelas Calvino, salah satu anggota Holycrank
Uniknya, tak jarang komunitas yang biasa kumpul di Simpang Lima jam 05.25 pagi ini memiliki rute prank. Artinya kadang sudah ditentukan rute tetapi di tengah jalan bisa berubah.
“Berubahnya bisa berubah tujuan. Atau tujuan tetap sama tetapi melewati jalur yang berbeda. Dan biasanya jalur yang dilewati ini lebih berat daripada jalur awal. Kadang lewat gang-gang kecil yang gradien tanjakannya bisa mencapai 20 persen,” bilang Calvino lantas tertawa.
Tujuan diadakannya rute prank ini adalah mencegah anggota bosan. Sehingga terus tertantang dan mendapatkan hal yang baru lagi.
Karena rutin latihan, membuat beberapa anggota Holycrank berprestasi. Sebut saja Juwanto Reza, Febrian Waluyo, Allan C, Chandra Galih, Carini, S, Michael Calvino, Septian. R. Aji, dan Galih Ridho adalah nama-nama yang sering menyabet juara di balapan kategori road race, criterium maupun team time trial (TTT).
“Ada anggota kami yang juga berprestasi di even ultra distance cycling Bentang Jawa (1.500km) dan Paris-Brest-Paris (1.200 km),” tambah Calvino.
Nah, Calvino juga menjelaskan bahwa seluruh anggota Holycrank ini sangat suka eksis. “Kita memiliki media sosial Instagram. Sehingga di setiap ride kita pasti banyak foto dan video untuk dokumentasi. Sekaligus konten untuk media sosial kita,” tuturnya.
Oleh karena itu, mempercayakan pembuatan jersey kepada merek Cortiger asal Surabaya. Karena jersey ini nyaman digunakan. Dan terpenting bisa rapi ketika digunakan bersepeda.
“Jerseynya itu bisa rapi pas di badan. Jadi ketika dibuat konten itu bagus dan enak dilihat,” tutur Kesdik, salah satu anggota paling eksis yang mempercayakan desain jersey Holycrank pada Siswantoro.
Buat cyclist yang tinggal di Semarang atau Jawa Tengah bisa gabung dengan komunitas ini. Johan Hermawan, ketua Holycrank menjelaskan bahwa tidak sulit menjadi anggota komunitasnya.
“Cukup mengikuti masa orientasi selama dua minggu yakni mengikuti semua rute kami. Lalu bersedia membayar iuran enam puluh ribu setiap bulannya,” tutur Johan.
Johan dan Calvino kompak tetap konsisten latihan bersepeda di tengah trend cycling yang menurun ini. “Kita ingin sehat melalui olahraga ini. Jadi kita bersepeda bukan karena FOMO atau ikut-ikutan. Dan kami mengajak khalayak umum untuk berolahraga bersama kami,” tutup Johan yang diangguki oleh Calvino.
Advertisement