Hobi Berkebun, Tak Hanya Digandrungi tapi Juga Bawa Hoki
Pandemi yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 belum juga usai. Mau tidak mau kita dipaksa beradaptasi dengan keadaan sekarang. Salah satunya kebiasaan bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Sayangnya, sejalan dengan itu ada masalah serius yang timbul. Mulai dari rasa bosan, penat hingga berakibat kesehatan mental yang terganggu. Untuk mengatasinya ada beragam cara yang bisa dilakukan. Satu di antara nya menjajal hobi baru.
Hobi yang mudah dan murah yang bisa dijadikan rujukan adalah berkebun. Atau merawat tanaman. Hobi ini mulai digandrungi sejak beberapa bulan terakhir. Pasalnya, banyak orang berbondong membeli beraneka ragam tanaman hias dan herbal. Mulai dari orang biasa hingga publik figur. Seperti Titi Kamal dan Siwon Choi, member Super Junior.
Hobi bercocok tanam yang tren ini menjadi berkah tersendiri bagi sebagian orang. Tentunya jika ditekuni akan menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tak heran, saat ini banyak penjual tanaman laris manis. Bahkan mereka kewalahan akibat membludaknya order tanaman dengan stok terbatas.
Dalam sebuah penelitian bercocok tanam mampu mengurangi stres, meningkatkan mood, dan meningkatkan konsentrasi. Sementara, hobi merawat tanaman ini Anda bisa memilih lokasi peletakan tumbuhannya. Baik di dalam ruangan (indoor) atau pun di luar (outdoor). Keduanya pastinya memiliki pola perawatan yang berbeda.
Bagi Anda yang pemula, disarankan merawat lidah mertua, kaktus, sri rejeki, dan janda bolong. Selain mudah dirawat, tanaman tersebut memiliki segudang manfaat. Tak hanya mempercantik namun juga bisa menghasilkan oksigen, membersihkan udara dari radikal bebas, dan menetralisir udara dari racun penyakit akut. Antara lain stroke, kanker, gangguan pernafasan berat.
Berikut tips simpel untuk pemula. Pertama, pastikan tempat untuk bercocok tanam ini. Ukuran lokasinya, pencahayaan dan kelembapannya. Kedua, Ketahui jenis dan karakter tanaman. Dengan demikian perawatannya akan mudah. Baik dari segi nutrisi, pemberian air, pencahayaannya.
Di sisi lain, selain memberikan manfaat untuk kesehatan, tanaman juga membawa dampak positif lainnya. Ya, hobi ini mampu memperbaiki hubungan yang sempat renggang akibat kesibukan. Selain itu merawat tanaman menjadikan seseorang lebih kreatif, ulet, tekun dan sabar. Merawat tanaman adalah tantangan tersendiri. Dengan perawatan yang kurang tepat tanaman bisa kering dan layu. Terlebih, setiap tanaman memiliki karakternya tersendiri.
Tak sampai di situ, ada beberapa tanaman yang dipercaya membawa hoki alias keberuntungan. Salah satunya Gerbera dengan warna-warnanya indah. Ada merah, kuning, merah muda, dan ungu. Gerbera dengan beragam warnanya ini mampu memberikan inspirasi, kesehatan, mencintai diri sendiri dan kelimpahan.
Selain Gerbera tanaman lainnya adalah Peace Lily. Tumbuhan ini diyakini membawa energi baik dan kedamaian dalam feng shui. Bagi Anda yang ingin mendapatkan ketenaran dan pengakuan, Anda bisa membeli Monstera. Terakhir Spider plant. Tanaman ini mengandung simbol berbagi dan terhubung ke orang lain. Sehingga baik untuk meningkatkan kemakmuran dan kekayaan.
Selain tanaman hias, hidroponik juga bisa dijadikan pilihan. Anda bisa memanen sayuran organik sehat di pekarangan sendiri. Seperti sawi pakchoy, selada, kangkung, dan lain-lain. Hidroponik tidak memakan space terlalu banyak, serta tersedia media tanamnya tersendiri. Harga benihnya murah dan tidak menguras kantong. Perawatannya juga mudah.
Di sisi lain, jika dirunut dari sejarahnya hobi bercocok tanam sudah ada sejak zaman mesir kuno. Hobi ini mulai berkembang dan masuk ke Amerika pada abad 17. Masa itu para bangsawan berlomba-lomba membudidayakan pohon jeruk dalam jumlah masif. Maklum, pohon ini dianggap sebagai simbol status kekayaan.
Hobi ini lantas digemari hingga merambah ke benua Eropa. Pada abad 18 tercipta pot bunga dengan desain dekoratif berkembang pesat di benua biru itu. Puncaknya pada abad 19. Ketika itu ditemukan banyaknya orang memilih berkebun dan menghiasi pekarangannya dengan tanaman-taman indah.
Sayangnya kejayaan tanaman hias ini tak berlangsung lama. Pada abad 20 sudah mulai kehilangan pamor karena dianggap kuno. Tanaman hias mulai digemari lagi pada tahun 1950. Saat itu orang di Eropa mulai tinggal di apartemen dan membutuhkan tanaman sebagai hiasan dekorasi.