Hoax Dilarang Minum Air Es dan Cuci Muka Saat Panas, Ini Faktanya
Cuaca panas yang dirasakan warga Kota Surabaya memunculkan beberapa hoax terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dikutip dari pesan WhatsApp, diulas tentang bahaya mengkonsumsi air es ketika cuaca panas.
Menanggapi hal tersebut dokter umum sekaligus General Practitipner of Emergency Room RS PHC, dr Pratitis Amalia membeberkan, hoax yang tersebar dan faktanya dalam segi medis.
1. Minum air es ketika cuaca panas bisa menyebabkan pembuluh darah mikro pecah
"Secara medis informasi tersebut itu hoax. Karena pembuluh darah pecah itu keterkaitannya dengan tekanan darah tinggi dan faktor resiko penyakit lain, seperti kolesterol tinggi, diabetes, riwayat hipertensi. Kalau perubahan suhu dia minum es tidak ada keterkaitannya," kata dr Amalia, Selasa 26 Oktober 2021.
Amalia menjelaskan, ketika cuaca panas dan tiba-tiba ditemukan orang tak sadarkan diri. Menurutnya hal tersebut karena faktor lain, seperti head stroke, di mana pasien mengalami pingsan. Karena tubuhnya tidak mampu meregulasi tubuh dengan sekitarnya.
Tetapi, head stroke itu bersifat sementara, selayaknya orang pingsan. Ia juga menegaskan jika itu tidak sampai terjadi pembuluh darah pecah. Durasi saat head stroke juga hanya beberapa menit, kemudian sadar lagi, dan ketika sudah terhidrasi akan normal.
"Meminum es atau air dingin ketika cuaca panas sebenarnya tidak ada masalah. Sebab air masuk melalui saluran pencernaan, suhu dingin dari air es pasti diregulasi kembali oleh pencernaan kita," jelas Amalia.
"Mulai dari mulut, tenggorokan, lambung akan menyesuaikan antara suhu makanan dan suhu tubuh. Ketika diserap pun suhunya tidak sedingin air es, ketika sudah masuk pencernaan akan diregulasi mendekati suhu normal kita," sambung dia.
2. Tidak boleh mencuci muka dan kaki setelah terkena terik matahari
Amalia mengungkapkan, faktanya mencuci muka, kaki dan tangan setelah terkena hawa panas justru membuat tubuh semakin segar. Ia justru mengingatkan, untuk tetap menggunakan tabir surya selama beraktivitas di luar ruangan.
"Kalau orang dulu ada yang bilang 'tidak boleh cuci muka saat panas takutnya nanti mukanya tratakan (bercak-bercak putih). Sebenarnya tidak ada hubungannya sama panas, tratakan muncul karena muka terlalu kering," imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut Amalia, ketika wajah mengalami tratakan ketika mencuci muka setelah beraktivitas di cuaca panas, bukan karena cuci mukanya tapi karena wajah terpapar sinar matahari tanpa mengunakan tabir surya.