Hoaks Vaksin Mengunakan Chip, Ini Penjelasannya
Perpustakaan Universitas Surabaya (Ubaya) berkolaborasi dengan Penerbit Erlangga ajak masyarakat kenali fakta dan hoaks seputar vaksin Covid-19 melalui webinar nasional. Webinar nasional bertajuk “Fakta dan Hoaks Seputar Vaksin Covid-19" pada Sabtu, 17 Juli 2021. Covid-19
Salah satu pembicara dalam seminar, Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA, IPM meyampaikan, jika ada informasi hoaks mengenai penggunaan micro chip pada vaksin. Faktanya, chip memang berukuran kecil, tetapi belum bisa berukuran lebih kecil lagi sehingga tidak bisa dimasukkan kedalam cairan vaksin.
"Pembuatan teknologi berukuran kecil tidak semudah yang dibayangkan masyarakat atau digambarkan oleh film-film," ujar Dosen Fakultas Teknik Elektro Unika Atma Jaya.
Selain itu, Ketua Indonesian Artificial Intelligence Society (IAIS) menerangkan mengenai kecerdasan Artifisial pada penanganan Covid-19. Saat ini banyak lembaga atau organisasi kesehatan di dunia berkolaborasi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk membantu dalam mendiagnosis pasien.
Adanya AI juga dapat menjembatani berbagai pihak seperti pemerintah, dokter, pasien dan farmasi dalam penanganan Covid-19. Sebagai contoh dalam penggunaan aplikasi chatbot yang membantu memberikan informasi kesehatan dan melayani masyarakat selama pandemi Covid-19.
“Sistem AI juga digunakan untuk mendeteksi Covid-19. Pencitraan Medis CT Scan dan X-Ray untuk penegakan diagnosis Covid-19 menggunakan AI," imbuhnya.
Tambahnya, AI juga berperan sebagai sistem pendukung keputusan dalam membantu radiolog dan dokter menegakkan diagnosis Covid-19. Membantu mempercepat diagnosis Covid-19 dan bersifat komplemen terhadap deteksi berbasis PCR dan rapid test.
Sementara pembicara lainnya, Dr. Oeke Yunita, S.Si., M.Si., Apt mengigatkan, pada masyarakat agar jangan mudah percaya pada fake news mengenai hoaks vaksin.
"Sasaran konten hoaks yang beredar di masyarakat umumnya ditemukan saat pra-vaksinasi, vaksinasi, dan pasca vaksinasi, terkait efektivitas serta keamanan vaksinasi," kata Oeke Yunita.
Untuk itu ia berharap, masyarakat mencari sumber informasi dari pihak-pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Sebetulnya BPOM sudah memberikan ijin pada enam produk vaksin yaitu CoronaVac Sinovac, Sinopharm, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna yang saat ini masih gencar diperbincangkan untuk vaksinasi dosis ketiga nakes (tenaga kesehatan). Vaksin-vaksin ini dasar teknologinya sudah lama jadi bukan sesuatu yang baru. Pandemi ada baru disiapkan, bukan seperti itu,” tandasnya.