Hoak Video Ledakan Rudal di Beirut
Beredar video yang menunjukkan objek mirip rudal di lokasi ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon, Jumat 7 Agustus 2020. Ternyata, rudal itu hanyalah rekayasa belaka alias hoaks. Versi asli video tersebut direkam oleh CNN dan sejumlah saksi mata di Beirut, Lebanon, pada Selasa 4 Agustus 2020 waktu setempat.
CNN menyebut bahwa video yang menunjukkan kepulan asap pekat di pelabuhan Beirut itu dimodifikasi dan dibuat seperti klise atau gambar negatif pada foto. Sebagai tambahan, sebut CNN, sebuah objek mirip rudal ditambahkan pada video itu.
Produser media sosial CNN Arabic, Mehsen Mekhtfe, yang tinggal di Beirut merupakan sosok yang merekam video itu saat dirinya berjalan di dekat pelabuhan, hal yang memang rutin dilakukannya. Disebutkan Mekhtfe bahwa beberapa video rekayasa itu diambil dari halaman Facebook milik Mekhtfe.
"Banyak orang menghubungi saya untuk memberitahu saya bahwa itu palsu," ucap Mekhtfe kepada CNN, merujuk pada video palsu yang menunjukkan rudal.
"Tapi itu video saya dan saya memiliki versi aslinya dan tidak terlihat seperti itu. Ketika orang-orang bertanya kepada saya soal itu, saya beritahu mereka, versi yang direkayasa tidak benar," imbuhnya.
"Saya bisa menekankan bahwa saya tidak melihat rudal apapun dan tidak mendengar suara jet tempur atau drone di atas saya," tegas Mekhtfe.
Sementara itu, tim CNN Arabic di Abu Dhabi merupakan yang pertama menemukan video itu dan langsung menyadari itu telah diedit. Video rekayasa itu bisa ditemukan di hampir setiap media sosial, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, YouTube dan TikTok.
Sejumlah video yang beredar di Facebook bahkan telah memiliki label peringatan berbunyi 'informasi palsu', termasuk salah satu video yang telah dibagikan lebih dari 1.500 kali. Video-video lainnya belum diberi peringatan, termasuk salah satu video yang disaksikan 8.400 kali.
Pihak TikTok dan YouTube telah menghapus video-video rekayasa itu dari platform mereka. "Segera setelah kami mengetahui video ini, video itu dihapus karena melanggar kebijakan kami soal konten menyesatkan," tegas seorang juru bicara TikTok.
"Sebelum penghapusan, video itu telah secara otomatis diberi label oleh sistem kami, membatasi jangkauannya dalam platform kami. Hati kami tertuju pada warga Beirut pada masa sulit ini," imbuhnya.
"Kami telah menghapus video itu karena melanggar Pedoman Komunitas kami dan unggahan ulang video asli jika mengandung segmen yang kami anggap melanggar Pedoman Komunitas YouTube," tutur Kepala Komunikasi Kebijakan YouTube, Farshad Shadloo.
Seorang individu yang datanya tercantum pada video rekayasa itu, mereka hanya merespons: "Seseorang sangat membenci saya sampai menyertakan email saya dalam video palsu."
Advertisement