HIV Tinggi, Pemkot Surabaya Tawarkan Makan Gratis Permakanan
Guna mengantisipasi HIV, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan sejumlah kemudahan bagi warga Kota Pahlawan. Bentuknya mulai dari akses testing HIV gratis bagi warga Surabaya dan luar, hingga bantuan permakanan bagi warga Surabaya yang membutuhkan. Akses ini dipermudah mengingat angka HIV di Surabaya mencapai 323 pada tahun 2021.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, pemeriksaan HIV bisa dilakukan secara gratis di 63 Puskesmas, 54 rumah sakit, 1 klinik berbasis komunitas dan 1 klinik milik kantor kesehatan pelabuhan (KKP).
Menurutnya, upaya intensifikasi testing bertujuan untuk menemukan kasus secara dini. Dengan begitu, diharapkan dapat mencegah penularan dan segera dilakukan pengobatan secara komprehensif. "Pengobatan HIV dapat diakses gratis di 10 Rumah Sakit dan 13 Puskesmas," jelas Nanik.
Selain tes HIV gratis, pihaknya juga menyediakan layanan permakanan bagi warga Kota Surabaya yang membutuhkan. Ada pula pemberian makanan tambahan berupa susu.
Dukungan ini diharapkan dapat mempertahankan kondisi kesehatan mereka. "Selain itu juga dilakukan pendampingan, konseling dan kunjungan rumah (home care) HIV untuk memperkuat kondisi psikologis pasien," tuturnya.
Namun demikian, Nanik menegaskan, bahwa upaya terpenting dalam pengendalian HIV adalah terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada kelompok rentan tertular.
Dinkes Surabaya telah berupaya melakukan edukasi kepada beberapa kelompok rentan seperti waria, pekerja seks, pengguna narkoba suntik, calon pengantin, anak buah kapal, siswa, mahasiswa dan banyak lagi. Ini dilakukan dengan menggandeng LSM peduli HIV.
Sebaran HIV di Surabaya
Berdasar data yang ada, Nanik mengatakan, dari jumlah kasus 29 persen adalah warga Surabaya. Artinya, sisa 71 persen adalah warga Surabaya yang berasal dari berbagai latar belakang.
Pada penyebarannya, virus ini lebih sering menjangkit kelompok heteroseksual dan orientasi seksual antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk usia yang paling banyak terjangkit virus ini adalah usia 25 - 44 tahun.
Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang rawan terjangkit virus HIV/AIDS adalah karyawan dengan persentase 46,2 persen, disusul ibu rumah tangga 18,9 persen, dan wiraswasta 14,6 persen. Lalu pada kelompok seksual tertentu, yakni homoseksual sebanyak 46 persen, heteroseksual 49 persen, dan biseksual 2,3 persen.
"Ibu rumah tangga juga cukup tinggi karena mungkin tertular dari suaminya yang habis aktivitas di luar," ujarnya.