Hitungan Weton, Gus Ipul-Puti : Baik, Khofifah-Emil : Satria Wirang
Bagi orang Jawa, memulai sesuatu apalagi soal perjodohan dan memilih pemimpin pasti akan melibat bebet dan bobotnya. Dan hitungan weton adalah salah satu yang selalu dijadikan patokan.
Lantas pada pilgub kali ini, siapa yang paling berpeluang menang ?
Tahun ini Gus Ipul berpasangan dengan Mbak Puti yang lahir 26 Juni 1971, Sabtu Kliwon (17). Sedangkan Bu Khofifah berpasangan dengan Mas Emil Dardak yang lahir 20 Mei 1984 (Minggu Pahing, 14). Hari pencoblosan dijadwalkan 27 Juni 2018, hari Rebo Pon (14).
Jumlah pasangan Gus Ipul dan Mbak Puti adalah 15+17=32. Pasangan Bu Khofifah dan Mas Emil adalah 12+14=26. Mari kita hitung dengan ditambah hari pencoblosan. Jika dibagi 5, maka Pasangan Gus Ipul sisa 1, Sri (32+14=46;46/5=1), jika dibagi 7, sisa 4, artinya Sumur Sinaba (32+14=46;46/7=4). Nilai 1 dan 4 adalah baik.
Jumlah neptu pasangan Bu Khofifah ditambah hari pencoblosan dan dibagi 5, sisanya 0, artinya pati (26+14=40’40/5=0). Jika dibagi 7, sisanya 5, artinya Satria wirang (26+14=40’40/5=5). Nilai 0 dan 5 adalah kurang baik.
Berikut ulasan utuh tentang weton yang dituliskan secara runut oleh Mbah Surasastro, tokoh yang memiliki kepedulian tentang budaya Jawa. (wah)
PAK DE KARWO, GUS IPUL DAN BU KHOFIFAH DALAM PUSAN PILKADA JATIM
Tiga nama itulah yang masih populer dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur, bahkan memasuki kali ketiga ini. Tahun 2008 dan 2013 Pak De Karwo dan Gus Ipul bersaing dengan Bu Khofifah yang berpasangan dengan Mudjiono (2008) dan Herman SS (2013).
Pilgub Jatim 2018, Meski Pak De Karwo sudah tidak ikut bersaing lagi, namanya masih disebut sebagai tokoh penentu dalam persaingan kali ini, antara Gus Ipul dan Bu Khofifah.
Menurut analisis politik bisa jadi ya. Tetapi dalam analisis perhitungan weton, bukan perseorangan yang menentukan. Kombinasi weton pasangan dan hari perjodohan (coblosan) sangat diperhitungkan.
Jadi, jika kali ini Gus Ipul menggandeng Mbak Puti, bukan berarti mudah kalah. Toh, Bu Khofifah berganti pasangan cawagub tetap saja kalah pada tahun 2008 dan 2013.
Tulisan kali ini mencoba menghadirkan hitungan weton pada beberapa kali pemilihan gubernur yang melibatkan tiga nama tersebut.
PILGUB TAHUN 2008
Ada banyak pasangan calon, namun tulisa ini akan fokus pada pasangan Pak De Karwo dan Gus Ipul vs Bu Khofifah dan Pak Mudjiono. Sebelum menganalisis menggunakan pancasuda (dikurangi 5) dan saptasuda (dikurangi 7), perlu dihadirkan data-data lahir masing-masing. Pak De Karwo lahir 16 Juni 1950 (Jumah Kliwon) dengan neptu 14. Gus Ipul lahir 28 Agustus 1964 (Jumah Pahing) dengan neptu 15. Bu Khofifah Indar Parawansa lahir 19 Mei 1965 (Rebo Legi= 12) dan Pak Mudjono Lahir 10 April 1951 (Selasa Pon=10). Hari pencoblosan adalah tanggal 23 Juli 2008 jatuh pada Rebo Pahing (16).
Jumlah neptu weton masing-masing pasangan akhirnya 29 (Pak De dan Gus Ipul), sementara Bu Khofifah-Mudjiono berjumlah 22. Perhitungan perjodohan yang dijadikan analisis adalah semua neptu masing-masing orang dalam pasangan dijumlah, kemudian ditambah dengan neptu hari pencoblosan. Setelah itu dibagi/dikurangi 5, jika sisa 1 (Sri), 2 (Lungguh), 3 (Gedhong), 4 (Sakit) dan 5 (Mati). Hitungan kedua adalah dikurangi 7, jika sisa 1 (Segara wasesa), 2 (Tunggak Semi), 3 (Satria Wibawa), 4 (Sumur Sinaba), 5 (Satria Wirang), 6 (Bumi Kapetak) dan 7 (Lebu Ketiup Angin).
Hasil kurangi 5 bagi pasangan Pak De dan Gus Ipul adalah 0 (29+16)/5=45/5=0. Jika dikurangi 7, sisanya adalah 3 (Satria wibawa). Hasil 0 berarti jelek, sedangkan 3 baik. Sedangkan pasangan Bu Khofifah dan Mudjiono jika dikurangi 5 adalah 22+16=36’ 36/5; 1 (Sri). Jika dikurangi 7, maka 36; 36/7;1 (Segara Wasesa). Keduanya baik. Jika ini diadu, maka Bu Khofifah lebih unggul sedikit dari Pak De, (1:2 yang baik). Namun rupanya hasilnya memaksa untuk dilakukan pemilihan putaran kedua.
Pelaksanaan pencoblosan dilakukan 4 November 2013 jatuh Selasa Legi (neptunya 8). Apakah ini berpengaruh terhadap hasil hitungannya? Ya. Mari kita hitung. Jika dibagi 5, maka Pak De hasilnya sisa 2 (29+8=37’37/5;2) berarti Lungguh (Baik) dan dikurangi 7 sisa 2 (29+8=37;37/7;2) artinya Tunggak Semi. Ringkasnya 2nya baik. Sedangkan Bu Khofifah hasil hitungnya, jika dibagi 5 sisa 0 (22+8=3;30/5;0) berarti pati. Jika dikurangi 7, sisa 2 (22+8=3;30/7;2) berarti Tunggak Semi, baik. Ringkasnya 1 baik, 1 jelek. Pada putara kedua ini, Pak De menghasilkan hitungan 2 (baik) dan Bu Khaffah 1 baik, maka 2:1, dan Pak De – Gus Ipul pemenangnya.
PILGUB TAHUN 2013
Pola yang sama kita terapkan untuk tahun 2013. Pasangan Pak De masih Gus Ipul. Sedangkan Bu Khofifah berganti menggandeng Bapak Herman Surjadi S yang kelahiran 25 Mei 1951 (Jumah Pon, =13). Hari pencobolosan tanggal 29 Agustus 2013, (Kamis Kliwon, =16).
Pasangan Pak De dan Gus Ipul, jumlah neptunya jika dibagi 5, sisanya (29+16=45;45/5=0), artinya pati (jelek). Jika dibagi 7 sisanya 3, (29+16=45;45/7=3), artinya Satria Wibawa. Ringkasnya 1:1. Sedangkan Bu Khofifah dan Pak Herman, jika dibagi 5, sisa 1, artinya Sri (25+16=41’41/5=1). Jika dibagi 7, sisa 6 artinya bum kapetak (25+16=41’41/7=6). Ringkasnya 1:1. Kedua pasangan ini sama-sama punya nilai 1:1. Tetapi yang menjadi satria wibawa adalah Pak De.
Bagaimana tahun 2018? Jika kita mengikuti pola ketia kesempatan bertarung tersebut, maka Peluang Gus Ipul dan Bu Khofifah adalah sebagai berikut. Sekali lagi, bukan Pak De penentu, banyak faktor, Pak de hanya memilih posisi aman di akhir masa lengser dan saat bersamaan mencari cara untuk melanggengkan pusaran kuasa jejaringnya. Pasangan dan hari coblosan dalam hal ini menjadi pehartian penting.
PILGUB TAHUN 2018?
Tahun ini Gus Ipul berpasangan dengan Mbak Puti yang lahir 26 Juni 1971, Sabtu Kliwon (17). Sedangkan Bu Khofifah berpasangan dengan Mas Emil Dardak yang lahir 20 Mei 1984 (Minggu Pahing, 14). Hari pencoblosan dijadwalkan 27 Juni 2018, hari Rebo Pon (14).
Jumlah pasangan Gus Ipul dan Mbak Puti adalah 15+17=32. Pasangan Bu Khofifah dan Mas Emil adalah 12+14=26. Mari kita hitung dengan ditambah hari pencoblosan. Jika dibagi 5, maka Pasangan Gus Ipul sisa 1, Sri (32+14=46;46/5=1), jika dibagi 7, sisa 4, artinya Sumur Sinaba (32+14=46;46/7=4). Nilai 1 dan 4 adalah baik.
Jumlah neptu pasangan Bu Khofifah ditambah hari pencoblosan dan dibagi 5, sisanya 0, artinya pati (26+14=40’40/5=0). Jika dibagi 7, sisanya 5, artinya Satria wirang (26+14=40’40/5=5). Nilai 0 dan 5 adalah kurang baik.
Kesimpulannya pasangan Gus Ipul vs Bu Khofifah adalah 2:0. Ini baik pake rumus dikurangi 5 dan 7 yang sudah lazim dipakai masyarakat Jawa. Apakah bisa disimpulkan Gus Ipul dan Mbak Puti akan menang?
Bila mengacu pada perhitungan diatas, tentunya sudah jelas siapa yang unggul dan bisa jadi.. Tapi ya, tunggulah, kelak hasil pemilihan yang resmi. Ini kan hanya hitungan belaka. Semua sudah ada yang mengatur, yaitu Gusti Allah Swt.
*)Salam Hormat, Mbah Surasastro