Histeroskopi, Teknologi untuk Gangguan Rahim Tak Terdeteksi USG
Seiring dengan perkembangan teknologi di era 4.0 diiringi pula dengan perkembangan teknologi di segala bidang, termasuk dalam bidang kedokteran. Salah satu teknologi yang dikembangkan ialah Histeroskopi.
Histeroskopi merupakan tindakan yang dilakukan untuk memeriksa kondisi rahim, saluran indung telur, serviks, jalur serviks dan vagina dari tanda-tanda tidak normal. Selain itu tindakan ini juga dapat dilakukan untuk pembedahan mininal invasif,
Prof. Dr.dr. Budi Santoso, SpOG (K) menjelaskan, teknologi dapat menolong gangguan pada rongga rahim yang tak terdeksi dengan USG atau deteksi dini gangguan tersebut.
"Beberapa kasus yang sering saya temukan adanya polip di rahim, dengan teknologi ini polip dapat diangkat dengan minimal invasif dan dapat mempermudah bila seseorang ingin melakukan proses bayi tabung," ungkap Prof. Dr.dr. Budi Santoso, SpOG (K), dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan POGI 2019 yang berlangsung di Surabaya, Selasa, 9 Juli 2019.
Selain itu, teknologi ini, ujar Budi Santoso, juga dapat melihat miom yang masih kecil dalam rahim sehingga dapat segera ditindak secepat mungkin.
"Sering juga orang yang memakai KB ayudi bila benangnya hilang dengan teknologi ini dapat terlihat dan segera dapat diambil," ucapnya.
"Bagaimana kita melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan atas kondisinya, paling penting bagaimanan pasien mengetahui bagaiamana teknik dilakukan dan dapat membantu kondisinya," kata Budi Santoso.
Menurutnya, teknologi Histeroskopi sudah dapat diakses dengan mudah di beberapa rumah sakit yang berada di kota-kota besar.
Namun, teknologi ini memang belum banyak diketahui bagi dokter atau ahli kandungan yang bertugas di daerah.
"Maka dari itu dalam acara Pertemuan POGI diharapkan semua ahli kandungan dapat teredukasi tentang adanya teknik ini," terangnya.
Menanggapi ketakutan beberapa orang bila ada benda asing yang masuk dalam tubuh, Budi Santoso menjelaskan, edukasi pra operasi dan pasca-operasi sangat penting dalam hal ini.
"Bagaimana kita melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan atas kondisinya, paling penting bagaimanan pasien mengetahui bagaiamana teknik dilakukan dan dapat membantu kondisinya," kata Budi Santoso.
Menurutnya, teknik Histeroskopi tidak membutuhkan waktu recovery yang lama bahkan, tidak perlu rawat inap setelah tindakan dilakukan.