12 jam Semburan Lumpur di Kutisari Masih Aktif
Semburan lumpur yang berada di sebuah rumah di kawasan Kutisari Indah Utara III/19 Surabaya, masih belum berhenti hingga Selasa, 24 September 2019 dinihari, pukul 02.00 WIB.
Tercatat semburan ini muncul sejak pukul 13.00 WIB pada Senin 23 September 2019. Total sudah sekitar 13 jam semburan lumpur tersebut muncul di perkarangan rumah yang ditinggali oleh Setiawan tersebut.
Hingga kini, Setiawan mengaku belum mengerti apa yang harus ia lakukan. Setiawan bahkan sempat mengatakan orang-orang yang datang tidak memberi solusi kepadanya.
"Ya tidak beri solusi apa-apa hingga malam, buktinya masih keluar terus lumpurnya," ucap Setiawan kepada ngopibareng.id di lokasi.
Setiawan menjelaskan ada beberapa pihak yang mendatangi rumahnya untuk mengecek secara langsung apa yang terjadi dengan halaman rumahnya sehingga mengeluarkan lumpur yang mengandung minyak dan gas metan tersebut.
"Ada dari PGN ada juga dari lingkungan hidup, tapi ya belum memberi solusi, katanya besok pagi mau ke sini lagi sama orang ITS," ujarnya.
Setiawan mengatakan untuk malam ini, demi keselamatannya beserta keluarga, ia memutuskan untuk mengosongkan rumahnya. Rumahnya sendiri berisikan ia, kemudian sang istri, satu anaknya serta satu pembantu rumah tangga.
Sembari menunjukkan wajahnya yang lelah, Setiawan tak henti menatap tiga lelaki yang setiap jamnya memindahi lumpur yang sudah amber di halamannya untuk dipindah ke dalam karung.
Dari pengamatan tim ngopibareng.id di lapangan, hingga dinihari, jumlah karung berkisar 70 yang ditaruh di depan rumah tersebut. Karung tersebut setiap jam bertambah jumlahnya seiring semprotan lumpur yang tidak berhenti.
Sejauh ini belum ada keterangan apapun dari pihak dinas lingkungan hidup maupun PGN yang mendatangi lokasi.
Diketahui sebelumnya, sebuah bangunan rumah di kawasan Kutisari Indah Utara III nomer 19, Surabaya tiba-tiba mengeluarkan lumpur di bagian halaman rumah.
Kejadian tersebut terjadi pada pukul 13.00 WIB. Saat kejadian, Setiawan yang bertempat tinggal di sana memasuki halaman rumah dan melihat lumpur yang sudah bercecer hingga ke parkiran mobil.
Fenomena lumpur misterius tersebut menjadi tontonan warga sekitar dan beberapa di antara mereka mengabadikannya dengan kamera HP.
Sementara itu, Tim dari Dinas Lingkungan Hidup terus melalukan pemantauan suhu udara di lokasi semburan hingga area 200 meter dari titik semburan.
Ada dua alat yang digunakan untuk meneliti kualitas suhu dan udara. Sampai malam ini, suhu material lumpur yang baru keluar masih normal, sekitar 29,5 derajat Celcius.