Hingga Agustus 2019, Kontrak Baru Waskita Baru Capai 16 Persen
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mencatat kontrak baru yang didapatkan hingga Agutus 2019 baru mencapai Rp9,6 triliun atau 16,96 persen dari target yang ditetapkan awal tahun yaitu sebesar Rp56 triliun.
Meski begitu pihaknya optimis target tersebut bisa terkejar dalam waktu empat bulan terakhir ini.
Director of Operation II Waskita Karya Bambang Rianto mengatakan 30 persen dari kontrak baru sebesar Rp9,5 triliun harus melalui tender terbuka terlebih dahulu.
Namun, Bambang optimis bisa memenangkan tender tersebut. Pasalnya selama tiga tahun terakhir perseroan selalu memenangkan tender dengan porsi 25-30 persen dari kontrak baru.
"Tender terbuka ini porsinya 30 persen dari kontrak, kami sangat optimis bisa dapat," ujar Bambang, di Jakarta, Selasa, 10 September 2019.
Sedangkan, Waskita memiliki kontrol terhadap 70 persen kontrak sisanya, yang berasal dari pengembangan bisnis sendiri maupun entitas anaknya.
Untuk mengejar target kontrak baru Waskita juga membidik proyek di sektor energi, seperti pembangunan pipa gas, pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter), pabrik semen, kawasan industri, dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Sedangkan, ekspansi bisnis ke luar negeri juga dilakukan Waskita, yaitu pembangunan infrastruktur kereta api di Filipina, gedung komersial di Saudi Arabia, serta pembangunan rumah sakit di Malaysia.
Target pendapatan perseroan sampai akhir 2019 diperkirakan mencapai Rp54 triliun. Dengan begitu, laba bersih perusahaan berkode efek WSKT ini dapat mencapai Rp4 triliun.
Adapun pada semester lalu Waskita mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada entitas induk senilai Rp997,8 miliar. Namun capaian laba tersebut turun hingga 66,6 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp2,99 triliun.
Dalam laporan keuangannya, penurunan laba ini sejalan dengan turunnya pendapatan usaha perusahaan sebesar 35,3 persen menjadi Rp14,7 triliun.
Tidak hanya itu, tercatat pendapatan lain-lain Waskita juga turun hingga 87,2 persen menjadi Rp227,4 miliar periode yang sama pada tahun lalu yaitu Rp 1,77 triliun.
Advertisement