Hindari Tekanan Politik, Soekarwo malah Tegur Wabub Trenggalek
DPC PDI Perjuangan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ikut mengklarifikasi kasus "menghilangnya" Wakil Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin sehingga abstain kegiatan kedinasan selama sepekan lebih.
Sebagaimana rilis resmi dari DPC PDIP Trenggalek, kepergian Wabup Arifin atau Gus Ipin dikarenakan tekanan politik terkait sosok calon wakil bupati pendampingnya setelah nanti Ipin dilantik menjadi bupati menggantikan Emil Dardak yang sebulan lagi dilantik menjadi Wakil Gubernur Jatim.
Apalagi dalam momentum yang sama juga sedang diusulkan kandidat Sekda Trenggalek.
"Jadi Mas Ipin itu bukan menghilang. Lebih tepat menepi, mencari inspirasi. Dan saya tahu betul dia masih menyelesaikan tugasnya terutama membantu rakyat miskin yang selama ini menjadi concern-nya. Semua laporan warga kurang mampu direspons cepat," kata Ketua PDIP Trenggalek Doding Rahmadi.
Doding mengatakan, Ipin menepi karena ada tekanan politik terkait sosok wakil bupati baru setelah Ipin dilantik sebagai bupati menggantikan Emil yang bakal menjadi wagub Jatim.
"Di Trenggalek memang lagi ramai isu tekanan politik itu. Ada pihak yang memaksa Mas Ipin menyetujui sosok wabup dan sekda baru. Padahal, mungkin Mas Ipin kurang sreg dengan sosok-sosok itu. Kan ke depan ini Mas Ipin perlu sosok yang bisa diajak berlari membangun Trenggalek, jadi bukan hasil titipan atau tekanan," ujar Doding.
Jadi, lanjut dia, Wabup Arifin atau Gus Ipin menepi lebih bertujuan untuk menenangkan diri, karena ingin lepas dari tekanan.
"Masalahnya ini Mas Ipin tidak mau berpolemik terbuka karena dia menghormati atasannya. Kami tahu semua, tapi nanti biar semua desain ini terbongkar sendiri," kata Doding.
Doding kemudian menyarankan Emil untuk lebih kalem dalam menyikapi sikap diam Ipin.
"Jangan kemudian Mas Ipin menepi ini karena tidak mau berpolemik dianggap Mas Ipin bisa terus ditekan. Mas Emil ini mau jadi wagub, jadi beri teladan komunikasi yang baik ke warga kami," katanya.
Sementara itu orang dekat Arifin menyebutkan ikhwal menepisnya Arifin setelah ada desakkan dari Emil untuk memaksakan sosok Sekda dan Wabub. Emil bahkan meminta bantuan khusus ke Ketua Demokrat Jawa Timur Soekarwo untuk memuluskan langkahnya.
Nama yang diusulkan Emil adalah Kepala Dinas Pendidikan dan Ketua Demokrat Trenggalek sebagai Sekda dan Wabub yang baru. Padahal Demokrat Trenggalek sejatinya hanya memiliki lima kursi, sementara pengusung Emil-Arifin di Pilkada Trenggalek enam parpol dan ada PDI Perjuangan di dalamnya yang memiliki sembilan kursi.
Polemik inipun lantas mencuat dan tiba-tiba Emil berkirim surat ke Soekarwo untuk memberikan sanksi kepada Arifin. Alasannya karena Arifin jarang "ngantor" dan sulit ditemui. Padahal Arifin sengaja "menepi" untuk menghindari tekanan politik.
Soekarwo pun kini telah melayangkan surat teguran. "Sudah saya tandatangani hari ini dan sudah meluncur kesana (Trenggalek)," ujar Soekarwo. (man)