Hindari Sikap Eksklusif dan Jumud, Ini Pemahaman Ulama Pesantren
Sikap eksklusif (tertutup) dan "jumud", statis, konservatif, enggan mengapresiasi pikiran baru yang lebih baik dan bermanfaat (Ashlah) bagi manusia hanya karena dan demi mempertahankan tradisi, tidak hanya akan melahirkan masyarakat yang kontra produktif dan semakin tertinggal. "Bahkan, bisa menciptakan depresi-depresi sosial yang semakin menumpuk, dan menyimpan magma emosi yang bisa meledak sewaktu-waktu," pesan KH Husein Muhammad.
Berikut kelanjutan dari pesan-pesan Keislaman ulamat pesantren yang karib KH Abdurrahman Wahid ini:
Imam Syihab al-Din al-Qarafi (w.1285 M), tokoh besar dalam mazhab Maliki, dalam bukunya yang terkenal “al-Furuq”, mengatakan :
"فمهما تجدد فى العرف اعتبره ومهما سقطت أسقطه ولا تجمد على المسطور فى الكتب طول عمرك بل اذا جاءك رجل من غير إقليمك يستفتيك لا تجره على عرف بلدك واسأله عن عرف بلده وافته به دون عرف بلدك والمقرر فى كتبك. فهدا هو الحق الواضح والجمود على المنقولات أبدا ضلال فى الدين وجهل بمقاصد علماء المسلمين والسلف الماضين" ( الفروق, ج 1 ص 176_ 177).
“Manakala tradisi telah terbarui, ambillah, jika tidak, biarkanlah. Janganlah kamu terpaku pada pandangan yang tertulis dalam buku-bukumu sepanjang hidupmu. Jika ada seseorang datang kepadamu dari negeri lain dengan maksud meminta fatwa kepadamu, janganlah kamu sampaikan fatwa berdasarkan tradisi negerimu. Bertanyalah lebih dulu tentang tradisinya, dan berikanlah fatwa berdasarkan tradisinya, bukan tradisimu dan bukan pula menurut yang ada di buku-bukumu. Ini adalah cara yang benar dan jelas.”(Al-Qarafi, al-Furuq, I/176-177).
Pandangan Para Ulama
Pikiran, pandangan dan gagasan para ulama, cendekia, ilmuwan dan lain-lain sesungguhnya adalah refleksi terhadap apa yang mereka alami dan hadapi dalam ruang dan waktu mereka masing-masing.
Sayang, dewasa ini, cara pandang dan gagasan seperti ini tidak/belum bisa diterima semua orang. Banyak orang yang mengklaim diri paling benar. Lalu menuduh pandangan orang lain sebagai salah, sesat, bid'ah, kafir, liberal, sekuler dan sebagainya. Betapa jauh sekali bedanya ia dengan para ulama besar tersebut.
Soal Kezuhudan
Buku "Samudra Kezuhudan Gus Dur" menegaskan sikap dan amaliah Gus Dur dalam hidupnya.
Buku Kiai Husein Muhammad ini melengkapi kajian tentang nilai-nilai luhur Gus Dur tersebut pada titik yang paling penting: mengurai cahaya putih spiritualitas Gus Dur. Melalui buku ini, kita menemukan pembahasan yang menyeluruh asal-muasal semua nilai yang dihidupi Gus Dur, yang pada ujungnya menghidupi semua yang telah disentuhnya sepanjang perjalanannya di dunia. Sebuah buku yang wajib dibaca oleh mereka yang ingin memahami Gus Dur secara utuh, apalagi oleh mereka yang membaiat dirinya sendiri sebagai Gusdurian atau murid Gus Dur dan ingin merawat warisan nilai, pemikiran, serta perjuangannya bagi dunia ini.
Gus Dur telah memberikan teladan. Saatnya kita melanjutkan. Demikian pesan putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid.