Besok, 3.000 Massa Kepung Grahadi, Getol Minta Peserta Berseragam
Massa buruh dan mahasiswa akan kembali menggelar aksi menolak UU Omnibus Law, pada Selasa, 20 Oktober 2020. Massa yang tergabung dalam Gerakan Tolak Omnibus Law (Getol) Jatim ini meminta peserta aksi menggunakan seragam.
Juru bicara Getol Jatim, Nuruddin Hidayat mengatakan masing-masing kelompok harus menggunakan atribut seragam. Hal ini untuk menghindari aksi kerusuhan. Sehingga jelas akan diketahui pelakunya.
"Kami minta agar peserta aksi menggunakan seragam. Bisa seragam dari pabrik atau kalau dari elemen mahasiswa bisa memakai baju almamaternya," kata Nuruddin kepada Ngopibareng, Senin, 19 Oktober 2020.
Kata Nuruddin, penggunaan atribut pada masing-masing kelompok seperti baju seragam dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya provokator yang menyusup diantara para demonstan. Dampaknya, bakal merusak aksi yang diharapkan berjalan damai.
"Ini untuk mengidentifikasi saja siapa pendemo dan siapa penyusup. Bisa baju seragam organisasi atau almamater. Pokoknya pakai identitas," katanya.
Lanjut Nuruddin, Getol Jatim tidak menyalahkan adanya massa aksi yang menggunakan seragam sekolah. Sebab, menurut dia, semua masyarakat bebas mengungkapkan pendapat.
"Pelajar sebenarnya tidak masuk, tapi kalau ada yang mau gabung kami nggak bisa melarang karena itu hak masing-masing," katanya.
Kata Nuruddin, aksi massa menolak Omnibus Law besok rencana akan dihadiri sekitar 3000 massa. Dan aksi yang dilakukan selama 4 hari.
"Kita bergerak menuju Gedung Grahadi. Tuntutan kita hanya satu cabut UU Cipta Kerja. Itu harga mati," katanya.
Advertisement