MAN I Jombang Gelar Peringatan Isra' Mikraj Virtual
Sekitar 1.500 anak didik Madrasah Aliah Negeri (MAN) I Jombang mengikuti peringatan Isra' Mikraj Nabi Muhammad secara virtual, Jumat 12 Maret 202.
Berbeda dengan peringatan hari besar Islam sebelumnya yang digelar secara langsung di lapangan terbuka, kali ini terpaksa dilaksanakan secara virtual sesuai dengan protokol kesehatan (Prokes) untuk mencegah penularan Covid-19.
Kepala Sekolah MAN I Jombang Erma Rahmawati kepada Ngopibareng.id mengatakan, meski peringatan Isra' Mikraj diselenggarakan secara virtual, seluruh siswa, guru dan tenaga kependidikan mengikutinya dengan hikmad, hingga acara berakhir.
Acara ini sekaligus menjadi pelepas rindu setelah hampir satu tahun mengikuti pembelajaran jarak jauh, akibat pandemi Covid-19. Sesama siswa dan guru tidak bisa bertatap muka.
Alumni Fakultas Sastra Inggris Universitas Negeri Jember itu menyampaikan bahwa MAN I Jombang memandang Isra' Mikraj Nabi Muhammad SAW, mempunyai makna yang penting. Bukan sekedar mukjizat perjalanan Nabi Muhammad di waktu malam dari Masdjidil Haram ke Madjidil Aqsa hingga ke Sidratul Muntaha di langit tujuh, tapi ada karya besar yang diperoleh Rasulullah dalam Isra' Mikraj tersebut.
Yakni perintah menjalankan solat lima waktu.
Wasiat menjalankan salat implikasinya cukup luas dalam kehidupan manusia. Dimensi solat tidak sebatassujud ke pada Allah tapi dapat mencegah kemungkaran dan prilaku yang baruk. Sebab itu barang siapa yang baik salatnya maka akan baik, pula seluruh hidupnya.
"Begitu hebat dan pentingnya salat sehingga dijadikan ukuran dan yang pertama dihisab di aherat nanti. "Apabila salatnya baik maka proses berikutnya akan lebih mudah," kata Erma.
Hikmah peringatan Isra Mi’raj ini diharapkan menjadi pendorong bagi anak didik dan keluarga besar MAN I Jombang untuk meniingkatkan disiplin beribadah dan bekerja guna mewujudkan generasi yg berkualitas. Berilmu beriman dan berahlak karim.
“Kami sebagai guru dan peserta didik diharapkan bisa mengaplikasikan peristiwa Isra Mikraj dalam tugas sehari hari. Guru harus sabar membimbing, membina dan memberikan tauladan pada anak didik. Begitu jugg dengan peserta didik, harus menghargai atau tawadu pada gurunya sehingga akan terjalin ikatan batin yang timbal balik," ujarnya.
Dalam memperingati Hari Besar Islam di MAN I selain diisi ceramah ole Sekretaris MWC NU Jombang, Kiai Abdul Basyid juga diawali dengan istigosah dan pagelaran seni oleh peserta didik MAN I Jombang.
Dalam ceramahnya, penyuluh honorer Kemenag Jombang itu juga menekankan pentingnya salat lima waktu. Ia mengingatkan salat adalah tiang agama, barang siapa meninggalkan salat sama dengan merobohkan tiang agama.
"Kalau mengaku Islam, mengaku umatnya Kanjeng Nabi Muhammad, tegakkan solat minimal lima waktu," pesannya.
Advertisement