Hindari Bentrok di Pamekasan, Ma'ruf Amin Lanjutkan ke Lombok
Berbeda ketika hadir di Sumenep, KH Ma'ruf Amin, capres pasangan nomor 01, disambut gegap gempita. Namun, justru ketika hendak ke Pamekasan, Kiai Ma'ruf Amin mengalami penolakan dari sejumlah pendukung Prabowo Subianto.
Kiai Ma'ruf Amin yang sedianya melakukan ziarah ke makam ulama legendaris di daerah itu, Makam Kiai Suhro. Namun, untuk menghindari bentrok, akhirnya Pengasuh Pesantren Nawawiyah Tenara banteng ini, membatalkan agendanya.
Ketika mobil rombongan perlahan berjalan, tampak massa berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster berwajah Prabowo-Sandi. Ketika rombongan Kiai Ma'ruf Amin akan tiba di dekat lokasi haul, banyak masyarakat yang mengelilingi rombongan sambil terus meneriakkan nama Prabowo.
Puluhan aparat kepolisian membuat formasi untuk memagari massa pendukung Prabowo-Sandi dengan rombongan Kiai Ma'ruf. Hingga akhirnya, Kiai Ma'ruf sempat memasuki rumah salah soerang panitia haul. Namun tak lama kemudian rombongan meninggalkan lokasi tersebut. Agar tidak terjadi bentrok, terpaksa Kiai Ma'ruf mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Kiai Suhro.
"Pangeran Pragalba Arosbaja Bangkalan ini kemudian punya anak bernama Pangeran Suhro Pradoto, Raja Jambringin. Dari Suhro Pradoto ini kemudian melahirkan Nyai Narantoko atau Nyai Ageng Harisbaya, Arosbaya, Bangkalan, yang kemudian dikawin oleh oleh Raja Sumedang Larang Gausan Hulun. Dari jalur ini kemudian lahir Syaikh Abdullah Al Bantani, sepupu dengn Syaikh Umar."
Leluhur Ulama di Madura
Calon wakil presiden nomor urut 01, KH. Ma'ruf Amin, hendak berziarah ke makam leluhurnya, Pangeran Suhra Pradoto, di Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
Kiai Ma'ruf Amin didampingi isterinya, Nyai Hj Wury Estu Handayani hanya mampir di kediaman KH. Lukman Hikam, famili Kiai Ma'ruf Amin. Kiai Ma'ruf Amin disambut ratusan warga setempat dan keluarga besar keturunan Pangeran Suhra, atau akrab disapa dengan Pangeran Langgar atau Siding Langgar, oleh masyarakat setempat.
Beberapa famili yang ikut menyambut di antaranya berasal dari keluarga besar Batuampar Tenggina dan Batuampar Toket, Proppo. Sedangkan para kiai yang hadir di antaranya, KH. Khotib Lukman, KH. Hafid Lukman, KH. Jakfar Gersempal, KH. Jakfar Shodiq, KH. Moh. Fauzi, KH. Damanhuri Fauzi, KH. Nasiruddin Abdil Bar, pengurus MWCNU Proppo, Muslimat dan Fatayat NU Proppo serta Ikatan Haji dan Hajjah Pamekasan.
"Saya bangga bisa sampai di salah satu kediaman leluhur saya di Pamekasan, meskipun tidak sempat ke makam," ujar Kiai Ma'ruf di hadapan para familinya.
Karena singkatnya waktu, Kiai Ma'ruf meminta dukungan doa agar diberi kekuatan dan kemenangan pada tanggal 17 April 2019 mendatang.
Ahmad Hambali, salah seorang kerabat Kiai Ma'ruf menjelaskan tentang silsilah keluarganya hingga sampai ke Kiai Ma'ruf Amin.
Dirunut dari Bhre Kertabumi atau Brawijaya V yang menikah dengan Dewi Anarawati. Pasangan ini kemudian melahirkan anak bernama Lembu Petteng. Dari Lembu Petteng ini kemudian lahir anak bernama Pragalba.
"Pangeran Pragalba Arosbaja Bangkalan ini kemudian punya anak bernama Pangeran Suhro Pradoto, Raja Jambringin. Dari Suhro Pradoto ini kemudian melahirkan Nyai Narantoko atau Nyai Ageng Harisbaya, Arosbaya, Bangkalan, yang kemudian dikawin oleh oleh Raja Sumedang Larang Gausan Hulun. Dari jalur ini kemudian lahir Syaikh Abdullah Al Bantani, sepupu dengn Syaikh Umar.
"Syaikh Abdullah Al Bantani ini kemudian punya anak bernama Syaikh Amin, ayah dari KH. Ma'ruf Amin. Jadi jelas sekali silsilah Kiai Ma'ruf yang tersambung ke kerajaan Jambringin, Pamekasan," ungkap Hambali.
Akhirnya, Kiai Ma'ruf Amin kembali bertolak ke Surabaya untuk beristirahat sebelum besok melanjutkan perjalan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk menghadiri sejumlah agenda.
Cinta Jokowi
Sementara itu, ketika di Sumenep, Kiai Maruf Amin bercerita perihal kedekatannya dengan capres petahana Joko Widodo. Menurutnya, Jokowi selalu berserah diri kepada Allah ketika ditimpa masalah. Kiai Ma'ruf Amin melakukan kampanye di Lapangan Ahmad Yani, Sumenep Madura, Senin 1 April 2019.
"Pak Jokowi pernah cerita ke saya. 'Pak Kiai, saya ini bukan orang pintar. Maka kalau saya hadapi yang sulit-sulit (yang) saya nggak bisa, saya serahkan ke Allah. Saya bukan anak orang kaya yang bisa beli jabatan, saya orang desa'," ujar Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf pun menjawab Jokowi. Ma'ruf mengatakan sangat mudah bagi Allah menjadikan orang untuk menjadi apa.
'Apa saya bilang? Tapi yang dipilih Allah jadi presiden adalah Bapak (Jokowi). Sebab Allah jadikan orang itu gampang. Yang dinadikan Allah itu bapak. Allah percayakan bangsa dan negara ke Bapak, supaya diurus sebaik-baiknya," lanjut Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf Amin menambahkan Jokowi adalah pemimpin yang peduli kepada rakyatnya. Sehingga, Jokowi layak menjadi kepala negara untuk periode berikutnya.
"Makanya beliau yang dipikirkan bagaimana memajukan rakyat Indonesia, supaya aman, tentram, rukun. Indonesia ke depan jadi lebih baik lagi. Karena itu, pantas kalau Pak Jokowi, kita harapkan memimpin satu kali lagi, bersama saya akan bangun Indonesia maju," tuturnya.
Kiai Ma'ruf Amin menegaskan, Joko Widodo mencintai warga Madura. Salah satu buktinya, menurut Ma'ruf, adalah setiap kendaraan yang melintasi jembatan Suramadu tidak dikenakan biaya alias gratis.
"Mana jembatan Suramadu digratisin, Alhamdulillah. Itu berarti beliau mencintai Madura," ujar Ma'ruf Amin.
Ma'ruf mengaku sempat berbincang dengan Jokowi terkait tarif untuk kendaraan yang melintasi Jambatan Suramadu. Ma'ruf menerangkan banyak warga meminta kepada Jokowi agar kendaraan yang melintasi jembatan penghubung kota Surabaya dan Madura itu digratiskan saja.
"Pak Jokowi bilang ke saya, 'katanya motor digratisin. Kendaraan umum minta, saya kasih. Tahunya semua minta, ya udah saya gratisin semua'. Masa nggak milih beliau (Jokowi)? Sudah baik. Sekali lagi, 17 April hari Rabu jangan lupa pilih 01," tuturnya. (adi/mlk)