Hikmah di Balik Pandemi Muncul Peradaban Baru, Ini Pesan Menag
Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, salah satu hikmah yang diperoleh dari pandemi Covid-19 saat ini ini adalah munculnya peradaban baru. Hal itu merupakan penilaian dari sudut pandang posiif.
“Salah satu hikmah utama adalah kita membangun peradaban baru, peradaban yang belum ada dan dimiliki oleh masyarakat sebelumnya. Saya yakin, majelis agama dan FKUB sangat berperan untuk membentuk peradaban baru ini,” kata Menag, dalam keterangannya, Selasa 16 Juni 2020.
Ia mengungkapkan hal itu. saat menyampaikan materi dalam Webinar yang digelar Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Wakaf Paramadina (PUSAD Paramadina) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Dalam seniman virtual itu mengangkat tema “Memperkuat Kerukunan dan Solidaritas di Tengah Covid-19".
Pada kesempatan itu, Menteri Agama mengapresiasi keterlibatan majelis-majelis agama serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang selama ini telah membersamai pemerintah, khususnya dalam menjaga kerukunan umat beragama pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
“Saya mengucapkan terimakasih kepada majelis agama dan FKUB yang selama ini telah membantu pemerintah dalam membangun kerukunan umat beragama, terutama kita merasakan di masa pandemi Covid-19 ini,” ujar Menag.
Menag menyampaikan salah satu peran majelis agama dan FKUB yang cukup menonjol adalah membangun solidaritas umat di tengah pandemi.
“Selama pandemi ini, selain kita lebih bersungguh-sungguh menjaga kesehatan, kita juga menjadi lebih peduli dengan sesama. Ini saya ingat sebuah Hadis nabi, Rasulullah SAW bersabda: Bukanlah umatku yang tidur dengan tenang sementara tetangganya kelaparan,” kata Menag.
Menurut Menag, hal ini tentunya tidak terlepas dari peran majelis agama dan FKUB yang terus mengimbau agar umat saling peduli dalam menghadapi pandemi ini. Dengan modal ini, Menag yakin peradaban baru yang muncul paska pandemi nanti adalah peradaban yang lebih baik di mana masyarakat lebih sehat dan peduli dengan sesama.
Contoh lainnya dalam menyongsong peradaban baru, menurut Menag, adalah perubahan pola peribadatan yang dilakukan umat beragama. Menag menyebutkan, Kementerian Agama telah memberikan panduan umum tata cara peribadatan sebagai payung bagi semua agama. Sementara majelis-majelis beragama berperan untuk mengeluarkan panduan serta aturan yang bersifat lebih khusus.
“Kami mengeluarkan surat edaran yang berlaku bagi semua agama sebagai (panduan) induknya, dan hal-hal teknis dilakukan masing-masing agama melalui majelis agama. Di sini lah peran majelis agama dan FKUB untuk membentuk peradaban baru,” ujar Menag.
Dalam webinar yang dihadiri oleh lebih dari 200 partisipan yang berasal dari unsur majelis agama, FKUB, maupun unsur Pimpinan Daerah ini, Menag mengingatkan adanya tantangan yang juga harus dihadapi dalam masa pandemi ini. “Salah satunya adalah berita-berita hoax yang muncul di sosial media. Kita perlu waspada, karena hal ini bisa mengancam kerukunan umat beragama,” tutur Menag.
Selain itu, Menag juga mengingatkan majelis agama, FKUB, serta unsur pimpinan daerah untuk bersama-sama menjaga kerukunan dan mencegah gesekan antar umat bergama. Ia juga menyampaikan bahwa Kemenag telah menyiapkan penyuluh dan seluruh Kantor Urusan Agama untuk terus memantau kehidupan umat beragama selama pandemi ini.
“KUA dan penyuluh agama kami tekankan agar bersama-sama dengan elemen terkait lainnya untuk menangkal dan mencegah gesekan antar umat beragama. Bila terlanjur sudah ada, maka harus mencari penyelesaiannya dengan bijak dan baik bersama elemen masyarakat,” kata Menag.
“Kepada majelis agama dan FKUB saya juga berpesan untuk terus pro aktif menjaga kerukunan umat beragama ini. Bila terlanjur ada gesekan, kita usahakan melokalisasi masalah dan segera kita selesaikan, sehingga tidak meluas ke daerah lainnya,” pesan Menag.