Hijrah Rasulullah Tetap Misteri, Ini Penjelasan Habib Luthfi
"Rasulullah hijrah bukan karena takut, bukan tuntutan perut, tapi karena wahyu. Hijrahnya Rasulullah bukan karena perlakukan kafir Quraisy."
Habib Mohammad Luthfi bin Yahya mengatakan, sampai saat ini masih menjadi misteri sejarah tentang alasan Rasulullah mengapa hijrah dari Makkah ke Madinah. Pada umumnya sejarawan cenderung memposisikan Rasulullah dan para sahabatnya sebagai korban sehingga memaksa Rasul untuk angkat kaki dari kota Makkah.
“Mengapa Rasulullah hijrah ke Madinah?” Tanya Habib Luthfi bin Ali bin Yahya dari Pekalongan.
Habib Luthfi mengingatkan bahwa Rasulullah hijrah bukan karena takut, bukan tuntutan perut, tapi karena wahyu. Hijrahnya Rasulullah bukan karena perlakukan kafir Quraisy.
"Seandainya tidak ada perlakuan seperti itu, Kanjeng Nabi akan tetap hijrah. Hijrah di sini bukan ke negara-negara di Semenanjung Arab, kultur yang sudah setapak lebih maju. Ada apa?” tutur Habib Luthfi.
"“Hijrahnya Rasulullah Allahu Akbar membangun marketing, Allahu Akbar membangun ekonomi, Allahu Akbar membangun pendidikan, Allahu Akbar membangun sarana-sarana ibadah, Allah Akbar menjalin persatuan-persatuan yang luar biasa atau ukhuwah..."
Yasrib, kata Rais 'Aam Idarah Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Jatman) itu, kota tua yang pada 3000 tahun yang lalu sebelum masehi sudah ada yang menghubungkan ekonomi, kemudian dirintis kembali oleh Rasulullah menjadi jalan sutera. Jalan sutera ini menghubungkan ke timur jauh, melalui India hingga masuk ke Indonesia.
“Hijrahnya Rasulullah Allahu Akbar membangun marketing, Allahu Akbar membangun ekonomi, Allahu Akbar membangun pendidikan, Allahu Akbar membangun sarana-sarana ibadah, Allah Akbar menjalin persatuan-persatuan yang luar biasa atau ukhuwah, sampai timbul perjanjian deklarasi Madinah dan lain sebagainya,” tegas Habib.
Lebih jauh dikatakan, apa yang dirintis oleh Nabi yang akhirnya ditiru oleh anak cucu. Islam masuk ke Indonesia mulai abad ke-2 hijrah. Kancah politik saat itu sedang terjadi antar Bani Umaiyah dan Bani Abbas. Allah yang tahu keberadaan ahlul bait, terombang ambing, fitnah luar biasa dan merajalela, bagaimana memojokkan kepada keturunan Nabi.
Habib Luthfi menggarisbawahi perjuangan tersebut diteruskan oleh Imam Ahmad al-Muhajir, dari Bashrah sampai ke Syam, dari Syam sampai ke Madinah, dari Madinah masuklah ke Hadramaut, Yaman. Sehingga pada masa-masa selanjutnya melahirkan tokoh-tokoh yang luar biasa.
“Padahal pada waktu itu di Hadramaut mazhab yang pokok adalah mazhab Ibadhiyah, tapi Sayyid Ahmad al-Muhajir bisa memasukinya dengan mazhab Syafi’iyah, tanpa terjadi benturan. Justru saling menerima sampai melahirkan tokoh-tokoh intelektual yang luar biasa, tokoh muhadditsin yang luar biasa,” papar Habib Luthfi.
Demikian ringkasan pesan-pesan kebaikan Habib Luthfi di hadapan ribuan jamaah pada acara Halal bi Halal Nusantara di Majlis Ta'lim Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, Jl. Otista Raya, Jakarta Timur, Sabtu 28 Juli malam. (adi)
Advertisement