Hijrah Bermakna Indonesia Kuat dan Maju, Kata Abdul Mu'ti
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan, Tahun Baru Islam secara spiritual perlu dijadikan momentum untuk melakukan hijrah. Makna "hijrah", berpindah dari yang belum baik menjadi baik. Berhijrah untuk meninggalkan perbuatan dosa dan tercela yang dilarang Allah.
"Dalam perjalanan sejarah, ketika Nabi Muhammad membangun Kota Madinah waktu itu, semua kelompok yang ada tetap diakui sebagai warga masyarakat apapun agama, suku serta asal usulnya. Semua kelompok yang ada diakui dan saling menguatkan. Kebijakan dan perlakuan terhadap kelompok masyarakat pendatang dan warga asli tidak dibedakan," tuturnya, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Rabu 4 September 2019.
Piagam Madinah, menurut Mu'ti, dibuat sebagai sebuah aturan dan landasan dalam membangun dan mengelola kehidupan masyarakat. Hal itu benar-benar mampu menumbuhkan spirit persatuan di antara warga masyarakat di Madinah. Spirit persatuan yang akhirnya dapat mewujudkan kebersamaan.
“Agar Indonesia menjadi kuat dan maju maka seluruh pemimpin dan masyarakatnya perlu senantiasa memiliki komitmen untuk melakukan hijrah menuju kebaikan serta menumbuhkan spirit persatuan dan kebersamaan diantara sesama,” kata Abdul Mu’ti.
Sebelumnya, Mu'ti tampil dalam peringatan 1 Muharram 1441 H, PCM Muntilan Magelang menggelar Silatutahim keluarga Besar Muhammadiyah setempat.
Selain pengajian agenda SKBM adalah penandatanganan Prasasti Pembangunan MTs Muhammadiyah 2 Muntilan dan peresmian kerjasama PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dengan SMK Muhammadiyah 2 Muntilan dalam bentuk program implementasi kelas Telkom.
Pada kesempatan itu, Muhammadiyah penyampaian beasiswa pendidikan oleh Kantor Layanan Lazismu Muntilan. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Magelang Jumari, Rektor UM Magelang Eko Muh Widodo, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Muntilan Suratin Rahmat, Forkopimcam Muntilan, MWC NU Muntilan dan juga Kepala Desa Gondosuli.
Dalam catatangan ngopibareng.id, di kalangan Muhammadiyah, diingatkan bahwa negeri ini akan menyambut era emas atau satu abad Indonesia. Generasi emas harus lahir satu diantaranya adalah orang-orang yang mau berkhidmat memajukan, mencerdaskan, dan mencerahkan bangsanya tanpa pamrih.
"Jadikanlah ilmu yang didapatkan itu untuk berbakti dan berkhidmat memajukan bangsa. Bangsa kita masih terus harus berlomba, berfastabikul khairot dengan bangsa-bangsa yang lain.
"Ketika nanti anda menjadi tokoh-tokoh bangsa dimanapun berada, jangan mementingkan diri sendiri, atau mementingkan kelompok sendiri, tapi perhatikan dan perjuangkan kepentingan, umat, bangsa, bahkan kemanusiaan universal," pesan Ketua umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.