Hijabers Oke Juga Menyeduh Kopi
Ingatkah Anda dengan presenter cantik Sandrina Malakiano? Dulu dia sangat piawai membawakan berita di Metro TV. Sandrina begitu terkenal dan tentu saja cantik.
Lama tak muncul di Metro TV, juga layar kaca, tahu-tahu, di suatu waktu, muncul sepanggung dengan Gus Ipul dan cas cis cus bicara kopi dan orang ngopi.
Bicara pula soal keasyikan manual brewing. Bicara seduh kopi dan seterusnya. Konon, katanya, Sandrina Malakiano kini sudah punya coffee shop di Jakarta. Artinya, Sandrina tak segan jadi "bakoel kopi" juga.
Ini, perempuan cantik ini, bukan Sandrina Malakiano. Namanya juga jauh dari mirip. Melinda Purwaningrum namanya.
Cantik. Cahayanya seperti zaman keemasan Sandrina Malakiano dulu. Terkenal. Melinda Bintang iklan. Tokoh muda Hijabers Surabaya. Dan... bisa juga menyeduh kopi. Tapi belum jadi bakoel kopi seperti Sandrina.
Kopi dan dunia kopi memang sedang dalam fase revolusioner. Dulu menyeduh kopi cukup pakai daster atau sarung. Pokolnya kopi menjadi hitam selesai sudah.
Kini menyeduh kopi harus tampil prima. Dandan cantik, kalau lelaki juga kudu ganteng. Minimal keren dan pakai apron.
Salah satu alasan yang masuk akal kenapa kudu cantik dan ganteng keren adalah ketika seduhan tidak pas. Next, kalau sudah begitu, minimal si penerima suguhan kopi akan mengagumi si cantik atau si pakai apron. Lalu akan segan untuk komplain. Lalu kopi dinikmati dengan cengangas-cengenges sembari cengar-cengir.
Coba, andaikan, seduhan kopi Mbak Malinda ini kurang asyik, apa sampeyan berani komplain sodara-sodara hehehehe. Pasti situ akan tidak tega.
Sebaliknya, jika seduhan pas dan asyik, pasti akan lupa memuji atau malah kebanyakan puja dan puji lalu lupa tidur tujuh hari tujuh malam dan ingat terus seduhan itu plus si penyeduhnya.
Kalau Mbak Melinda sudah action menyeduh begini, hayo unjuk jari siapa yang memesan hasil brewing-an calon notaris ini. idi