‘High Season’, Wisatawan Mancanegara Serbu Gunung Bromo
Memasuki musim ramai (high season) kunjungan wisatawan, tingkat hunian (okupansi) hotel di kawasan wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo meningkat.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo melaporkan, okupansi hotel di Gunung Bromo untuk hari-hari biasa (weekday) naik 50 persen dan didominasi wisatawan mancanegara.
"Untuk hari-hari biasa, okupansi hotel di kawasan Bromo mencapai 40 sampai 50 persen, sedangkan saat akhir pekan (weekend) bisa mencapai 70 persen,” ujar Ketua PHRI Kabupaten Probolinggo, Digdoyo P. Djamaluddin, Selasa, 16 Agustus 2022.
Wisatawan mancanegara yang banyak berkunjung ke Bromo berasal dari negara-negara Eropa seperti, Italia, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Meski terjadi peningkatan jumlah wisatawan asing saat weekend, okupansi hotel masih didominasi wisatawan lokal.
Yoyok, panggilan akrab Digdoyo P. Djamaluddin menambahkan, meski jumlah wisatawan mancanegara meningkat, namun hotel-hotel yang tergabung dalam PHRI tidak menaikkan tarif. “Meski di daerah lain biasanya ada kenaikan tarif hotel saat high season, kami tidak menaikkan tarif hotel per malam,” ujarnya.
Seperti diketahui, di kawasan Gunung Bromo terdapat 14 hotel dengan 528 kamar, yang bisa menampung 1.200 orang. Selain itu juga terdapat 170 homestay yang tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Ramainya wisatawan Bromo saat high season yang diakui pemilik jip wisata, Khoirul Umam. “Apalagi didukung pandemi Covid-19 yang mulai mereda. Mudah-mudahan, wisatawan Bromo semakin ramai,” ujarnya.
Umam mengaku, jipnya sering mengantarkan wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara ke sejumlah tujuan di Gunung Bromo. Mulai ke kaki Gunung Bromo, Bukit Teletubbies, Pasir Berbisik, hingga Seruni Point.
Momen matahari terbit (sunrise) masih menjadi favorit para wisatawan Gunung Bromo. Mereka biasanya ingin menyaksikan sunrise dari ketinggian Seruni Point dan Pananjakan.
“Momen sunrise memang benar-benar menakjubkan, makanya kami sekeluarga rela bersusah-payah menapaki ratusan tangga Seruni Point demi menyaksikan sunrise,” ujar Shafira, wisatawan dari Banten.
Advertisement