Hidup di Dunia Ibarat Berteduh Sebentar di Bawah Pohon
Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda,
مَالِيْ وَلِلدُّنْيَا ؟ مَا أَنَا وَالدُّنْيَا؟ إِنَّمَا مَثَلِيْ وَمَثَلُ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رَاكِبٍ ظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا
Apalah artinya dunia ini bagiku?! Apa urusanku dengan dunia?! Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya [HR. Ahmad].
Beberapa Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits:
1- Tujuan hidup seorang Muslim adalah akhirat, bukan dunia. Akhirat (surga) merupakan puncak cita-cita seorang Muslim. Orang yang beriman dan berakal memandang dunia dan akhirat dengan sudut pandang yang benar.
2- Cinta seseorang kepada akhirat tidak akan sempurna kecuali dengan bersikap zuhud terhadap dunia.
Sementara, zuhud terhadap dunia tidak akan terealisasi melainkan setelah ia memandang kedua hal ini dengan sudut pandang yang benar.
3- Apabila seseorang lebih mengutamakan sesuatu yang fana dan tidak sempurna. Maka itu merupakan indikasi ketidaktahuannya terhadap mana yang lebih utama. Atau jika dia tahu maka itu merupakan indikasi dia tidak menginginkan sesuatu yang lebih utama tersebut.
4- Hal ini menunjukkan lemahnya iman, akal, dan hatinya. Sebab, orang yang mengejar dunia, berambisi terhadapnya, dan lebih memprioritaskannya daripada akhirat, tidak luput dari kondisi apakah ia percaya. Bahwa apa yang di akhirat itu lebih mulia, lebih utama, dan lebih kekal daripada apa yang ada di dunia, ataukah ia tidak percaya akan hal tersebut?
Jika ia tidak percaya, berarti ia tidak mempunyai keimanan. Tapi jika ia percaya namun tidak lebih mengutamakan akhirat daripada dunia, maka ia adalah orang yang akalnya rusak dan tidak pandai memilih yang terbaik bagi diri sendiri.
5- Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para Sahabat Beliau mencampakkan dunia di belakang punggung mereka. Mereka memalingkan hati mereka dari dunia.
Mereka mengabaikannya dan tidak merasa nyaman dengannya. Mereka meninggalkannya dan tidak mengejarnya. Bagi mereka, dunia adalah penjara, bukan surga, sehingga mereka selalu bersikap zuhud dalam arti yang sebenarnya.
Seandainya menginginkan dunia, niscaya mereka akan mendapatkan apa yang disenangi dan mencapai apa yang diinginkan.
Tema Hadits yang Berkaitan dengan Al-Qur'an:
1- Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا ﴿٤٥﴾ الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
Dan buatkanlah untuk mereka (manusia) perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan di bumi, kemudian (tumbuh-tumbuhan) itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan Allâh Mahakuasa atas segala sesuatu. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabb-mu serta lebih baik untuk menjadi harapan. [QS. Al-Kahfi/18:45-46].
2- Allâh Azza wa Jalla berfirman :
وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. [QS. Al-A’la/87: 17].
Demikian semoga bermanfaat.