Hiburan Ummi
KECENDERUNGAN ''menjelekkan negeri sendiri'' ada di mana-mana. Orang Indonesia sering terdengar mengatakan ''kita kok tidak seperti Malaysia''. Atau Vietnam. Atau Tiongkok. Atau Amerika.
Sesekali dengarlah orang Malaysia bicara.
Ternyata sama juga seperti kita. Suka menjelekkan negeri mereka sendiri. Kok kalah dengan Indonesia.
Yang juga beredar luas di Indonesia. Semula saya bertanya dalam hati: siapa perempuan itu. Kok kelihatan pintar.
Tidak ada teks di video itu. Tidak ada keterangan yang bisa menjelaskan siapa dia. Dia sendiri juga tidak memperkenalkan diri. Kebetulan yang bicara di video itu cantik –berapa pun 'i' - nya. Dia mengeluhkan perpolitikan di Malaysia. Yang pemimpin politiknya itu-itu saja. Usang semua.
Dia memuji setinggi langit Indonesia. Yang berhasil menampilkan pemimpin politik baru. Yang luar biasa. Yang sangat dicintai rakyatnya: Presiden Jokowi.
Saya pun ingin tahu siapa dia. Saya kirim video itu ke teman wanita saya di Kuala Lumpur. Tionghoa. Tidak kalah cantik dengan yang di video. Dia juga pintar. Dekat sekali dengan banyak penguasa di sana.
"Dia itu Ummi Hafilda," jawab Si Cantik. "Dia populer sekali di Malaysia, whatever," tambahnyi.
Ummi cakap bicara. Terlihat pengetahuannyi luas. Gaya cakapnyi seperti orator andal. Intonasi suaranyi juga memikat.
Ternyata Ummi adalah adik Azmin Ali dan Azwan Ali. Dua-duanya pesohor. Azmin adalah menteri di banyak periode. Siapa pun perdana menterinya, Azmin menterinya.
Azwan adalah presenter TV terkenal di Malaysia. Berarti keluarga ini benar-benar melek politik. Ummi mengeluh kok Malaysia belum juga menemukan pemimpin yang benar-benar dicintai rakyatnya.
Suara Ummi, kini 54 tahun, mewakili perasaan umumnya orang Malaysia: politiknya berputar-putar di situ saja. Pun ketika bulan lalu terjadi lagi pergantian pemerintahan. Dari UMNO, muter-muter sebentar, kembali ke UMNO. Golkar Indonesia kalah telak dengan UMNO Malaysia: sejak Pak Harto jatuh Golkar belum bisa comeback.
Di pemerintahan perdana menteri baru Ismail Sabri Yakoob sekarang ini Azmin menduduki jabatan Menteri Senior Perdagangan Internasional dan Industri.
Ummi menyerang siapa saja. Termasuk kakaknyi itu. Terakhir sang kakak dia hujat di Facebook: sebagai menteri yang melanggar UU negara. Yakni menerima banyak tamu di masa pandemi.
Ummi juga pernah menyerang Anwar Ibrahim. Kejam sekali. Praktis Ummi-lah yang ikut menjatuhkan Anwar. Sampai Anwar masuk penjara. Padahal kedudukan Anwar saat itu wakil perdana menteri: orang kedua setelah Mahathir Mohamad. Bahkan Anwar sudah dijanjikan akan menjadi perdana menteri berikutnya.
Baru di tengah persidangan Ummi, kala itu, mencabut pengaduan. Tapi Anwar sudah telanjur babak belur. Pencabutan itu dilakukan setelah seorang saksi membeberkan siapa Ummi. "Saya pernah main seks dengan Ummi sewaktu di London," ujar saksi di pengadilan. Nama saksi itu Norazman Abdullah Baginda. Jejak digital seperti itu terekam baik di media di Malaysia. Norazman, orang dekat Anwar Ibrahim, sekarang tidak lagi di politik. Ia jadi petani.
Saksi tersebut juga mengungkapkan Ummi mengadukan Anwar karena kecewa tidak dapat proyek bisnis di pemerintahan.
Ummi tidak mundur dari kebiasaannya mengeluhkan perpolitikan Malaysia. Sampai sekarang. Memang Malaysia baru saja mendapat perdana menteri baru. Baru sebulan. Tapi tanda-tanda akan jatuh lagi terlihat jelas.
UMNO sendiri, partai yang mengusung Ismail Sabri Yakoob tidak puas. Tidak cukup mendapat kursi di kabinet. Kini UMNO mulai menyuarakan Ismail Sabri harus diuji di parlemen. Minggu depan. Ketika parlemen memulai masa persidangannya 14 September.
Ketika Yang Dipertuan Agung Malaysia mengangkat Ismail Sabri sebagai PM, memang dibuktikan dengan dukungan tertulis dari mayoritas kursi di parlemen. Tapi setelah Ismail Sabri menyusun kabinet, banyak yang ingin mencabut dukungan. Itu akan dilakukan di sidang parlemen hari pertama.
Politik Malaysia begitu tidak stabilnya. Ekonominya juga lagi runyam. Covid-nya apalagi.
Menteri keuangan Malaysia lagi mengajukan persetujuan ke parlemen: agar rasio utang pemerintah bisa dinaikkan menjadi 70 persen GDP. Luar biasa tinggi persentase itu.
Selama ini rasio itu disetujui di angka 60 persen. Masih kurang tinggi. Utang Malaysia sudah mencapai 62 persen sekarang ini. Tapi, mereka merasa tidak khawatir. Semua utang itu dalam ringgit dan dilakukan di dalam negeri.
Sesekali wanita seperti Ummi bisa membuat video yang begitu menghibur kita di Indonesia.
*) Tulisan ini dikutip dari Harian Disway.
Advertisement