Hi-Tech Mall, Ikon Surabaya yang Menolak Musnah
Pedagang Hi-Tech Mall tak mau ambil pusing jelang habisnya kontrak kerjasama, antara pengelola PT Sasana Boga dan Pemkot Surabaya, pada Maret 2019 mendatang.
Mereka memutuskan untuk tetap fokus berjualan dagangannya masing-masing, meski kontrak stannya dengan pengelola lama jatuh tempo pada Februari bulan depan.
Ketua Paguyuban Pedagang Hi-Tech Mall, Rudi Abdullah saat ditemui ngopibareng.id pada Selasa 8 Januari 2018 mengatakan, para pedagang kini berusaha tetap tenang, meski kabar pengosongan santer terdengar. Bagi dia, kabar itu juga belum tentu kebenarannya.
"Jadi ada dua surat pemberitahuan dari Pemkot Surabaya yang berbeda bunyi, surat pertama kepada pedagang menyebutkan pada Maret nanti tak ada bunyi pengosongan, sementara sudat ke Sasana Boga bunyinya pengosongan," kata Rudi.
Surat yang dimaksud Rudi, adalah surat yang dikirimkan pada 23 Oktober 2018, dari Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah Pemkot Surabaya bernomor 621.3/1854/436.7.11 kepada pedagang.
"Dalam surat itu tidak ada satu pun kata pengosongan. Kenapa isu yang tersebar menyebutkan ada pengosongan, ini jelas meresahkan kami sebagai pedagang," kata Rudi.
Sementara surat yang ditujukan pada Sasana Boga, yang disebut-sebut tercantum kata pengosongan, kata Rudi, hingga detik ini, pihaknya pun tak pernah melihat langsung bentuknya.
Rudi menduga ada pihak-pihak yang tak bertanggungjawab dengan sengaja menghembuskan isu pengosongan yang belum tentu benar tersebut.
"Ini jelas merugikan kami, karena masyarakat terpengaruh dan beranggapan bahwa Hi-Tech sudah tutup, padahal kami masih buka sampai sekarang, masih bertahan," kata dia.
Akibat dari isu itu Rudi mengatakan, pedagang bahkan menelan banyak mengurangnya omzet penjualan. Bila dikalkulasikan nilainya sampai sampai merosot 50 persen.
Tak hanya itu, para kolega, jaringan dan pelanggan para pedagang di Hi-Tech Mal juga akhirnya berpindah ke lokasi lain, akibat terpapar isu tak benar tersebut.
"Pelanggan kami mulai pindah langganan, karena takut kalau pesan barang di kami sekarang, bagaimana soal garansi dan sebagainya kedepan," kata dia.
Belum lagi, kata Rudi, soal pelanggan pelanggan yang nakal, memanfaatkan isu itu untuk lari dari tagihan hutang karena menganggap Hi-Tech telah tutup.
Ia pun mengimbau agar masyarakat tak terpengaruh dengan terpaan isu yang tak benar tersebut. Sebab daribhasil mediasi paguyuban dan Pemkot Surabaya, tak ada kata pengosongan sama sekali.
"Hi-Tech tetap buka seperti biasa, kami tetap memberikan layanan terbaik kami ke para pelanggan, karena ini adalah rumah IT terbesar di Surabaya," kata Rudi.
Hi-Tech Mall sendiri sudah puluhan tahun lamanya berdiri di Jalan Kusuma Bangsa, Surabaya. Tempat ini adalah pusat perdagangan IT terbebsar di Surabaya dan Indonesia Timur. (frd)