Hetty Koes Endang Jawab Somasi Richard Kyoto, Ubah Lirik Lagu Kasih
Penyanyi senior Hetty Koes Endang disomasi pencipta lagu sekaligus musisi senior Richard Kyoto. Pelantun Berdiri Bulu Romaku tersebut diduga menyanyikan tanpa izin serta mengubah lirik lagu berjudul Kasih.
"Saya bukan hanya menegur Hetty, tapi karena yang bermasalah Hetty ya saya tegur Hetty. Semua penyanyi di Tanah Air harus mengerti tata krama, untuk menghormati penulis lagu," ungkap Richard Kyoto dalam konferensi pers.
"Banyak penulis lagu ini dilupakan, seperti kacang lupa pada kulitnya. Waktu belum apa-apa, wah, setelah jadi, tidak peduli, tidak pernah merasa kita pernah memberikan lagu untuk dia," sambungnya.
Pihak Richard Kyoto rupanya sudah melayangkan tiga kali somasi tertutup namun tidak digubris. Hingga akhirnya, pihak ia memutuskan untuk melayangkan somasi terbuka terhadap Hetty Koes Endang.
Penyanyi berusia 66 tahun itu diminta memberikan respons soal masalah ini dalam waktu tujuh hari ke depan.
Tak ingin berlarut, Hetty Koes Endang lewat HKE Management menanggapi somasi terbuka yang dilayangkan, Selasa 16 Juli 2024. Ada tiga poin jawaban pembelaan dari penyanyi kelahiran 6 Agustus 1957 ini.
Poin pertama, Hetty Koes Endang sebagai penyanyi cuma menyanyikan lagu-lagu yang telah diminta oleh pihak panitia. Ia merasa tak ada urusan dengan pihak pencipta lagu yang mau dibawakan.
"Penyanyi hanya bertugas sesuai kontrak, menyanyikan lagu-lagu yang diminta panitia sesuai dengan lirik yang disediakan oleh panitia, sering dibantu dengan membaca Promoter. Penyanyi tidak ada urusan dengan composer atau pencipta lagu," ungkap DR. Ir. Yusuf Faishal MSc. MBA., selaku President HKE Management sekaligus suami Hetty Koes Endang dari keterangan resminya.
Soal perubahan lirik lagu yang dipersoalkan, Hetty Koes Endang mengatakan hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab panitia konser.
"Jika terdapat kesalahan lirik dan kesalahan pencetakan, nama pencipta lagu, adalah tanggung jawab pihak panitia (Siti Nurhaliza Production dan Universal Music Malaysia) dan pihak Publisher (Luncai Emas San. Bhd). Bukan tanggung jawab penyanyi (Hetty Koes Endang)," ujar Yusuf Faishal.
Mengenai penyebaran rekaman konser dalam DVD, pihak Hetty Koes Endang mengatakan perihal royalti sudah diserahkan pada pihak organisasi yang menaungi hal tersebut. Ia kembali membahas tugas penyanyi saat diundang sebuah acara.
"Demikian pula halnya jika Konser tersebut direkam dan dimasukkan dalam CD/DVD untuk dijual. Pemilihan lagu dan lirik yang dimasukkan dalam CD/DVD adalah berurusan dengan organisasi yang sama (Compass, MACP dan WAMI). Penyanyi TIDAK bertanggung jawab terhadap usaha perekaman tersebut, bahkan layak mendapat royalti," tutur Yusuf Faishal.
Sepanjang karier Hetty Koes Endang sebagai penyanyi, sudah ribuan lagu yang dinyanyikan di atas panggung. Selama ini Hetty tak berurusan untuk masalah perizinan, karena itu menjadi tanggung jawab pihak penyelenggara. Termasuk saat tampil di Konser Satu Suara Volume 2 di Malaysia tahun 2015.
Diakui Hetty Koes Endang, sementara ini belum ada komunikasi dengan pihak Richard Kyoto, sejak somasi terbuka itu dilayangkan. Namun Hetty sudah memberitahu Siti Nurhaliza tentang somasi ini.
"Sudah dan dia menyerahkan ke Universal Music Malaysia. Komunikasi (dengan Richard) tidak ada atau belum ada komunikasi sama sekali," ucap Hetty Koes Endang.