HET Dicabut, Minyak Goreng Kemasan dan Curah Masih Sulit Dicari
Pemerintah menerapkan kebijakan baru mengenai minyak goreng (migor). Dalam kebijakan ini pemerintah mencabut penetapan harga eceran tertinggi (HET) minyak kemasan yang semula Rp 14.000 per liter dan harga akan diserahkan ke mekanisme pasar.
Selain kebijakan itu, pemerintah juga memberikan subsidi untuk minyak goreng. Dan menetapkan HET minyak curah menjadi Rp 14.000 per liter yang sebelumnya Rp 11.500 per liter.
Meski begitu gejolak minyak goreng masih dirasakan oleh para pedagang di pasar tradisional Kota Mojokerto. Bagaimana tidak, faktanya para pedagang di pasar masih kesulitan mendapatkan produk minyak goreng curah maupun kemasan.
Seperti yang dialami Pujiati, pedagang Pasar Tanjung Anyar. Perempuan 56 tahun ini terakhir kali menjual minyak goreng kemasan pada Kamis 17 Maret 2022 lalu. Itu pun didapatkan dari toko milik tetangganya sebanyak 2 dus atau 24 liter dengan harga Rp 16.000 per liter.
"Kemarin tinggal 6 bungkus (6 liter) saya bawa pulang untuk keperluan di rumah. Sekarang minyak goreng kemasan di agen-agen tidak ada," kata Pujiati kepada Ngopibareng, Sabtu 19 Maret 2022.
Tak hanya minyak goreng kemasan, Pujiati juga tidak kesulitan mencari minyak goreng curah. Pekan lalu, dia menjual minyak goreng curah seharga Rp 15.500 per kilogram. Saat itu dia kulak dari agen di Jalan Brawijaya, Kota Mojokerto seharga Rp 14.500 kilogram.
"Saat itu hanya dapat 15 kilo saja, setelah itu tidak lagi jualan minyak goreng curah karena di agen-agen kosong," ujarnya.
Pujiati berharap pemerintah menjamin kelancaran pasokan minyak goreng kemasan maupun curah. "Pelanggan saya pengusaha warung-warung lari semua karena di tempat saya tidak ada barangnya. Harapannya harganya tidak harus murah, tapi tidak terlalu mahal, pokoknya pasokan lancar saja," harapnya.
Namun tidak semua pedagang di Pasar Tanjung Anyar kehabisan stok minyak goreng. Seperti Ngatemi, ia masih memajang minyak goreng curah dan kemasan di lapaknya. Nenek yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Tanjung Anyar itu mengaku dapat pasokan dari agen di Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Mojokerto, pada Jumat kemarin dan Sabtu pagi tadi.
"Tadi dapat kiriman dari agen 5 botol minyak goreng curah, 1 dus minyak goreng kemasan 1 liter. Kalau kemarin dapat 1 dus kemasan 2 liter," terangnya.
Minyak goreng di lapaknya kurang diminati pembeli karena harganya mahal. Pujiastutik terpaksa menjual minyak goreng curah Rp 34.000 per botol isi 1,35 kg karena harga dari agen Rp 33.000 per botol. Tentu harga itu di atas HET yang ditentukan Kementerian Perdagangan.
Minyak goreng kemasan 1 liter terpaksa ia jual Rp 25.000 per bungkus karena harga dari agen Rp 23.250 per liter. Sedangkan yang kemasan 2 liter, ia jajakan seharga Rp 46.000 per bungkus karena dari agen Rp 43.300.
"Sepi yang curah baru laku 1 botol, yang kemasan 2 liter laku dua bungkus, yang kemasan 1 liter baru laku satu bungkus," tandasnya.
Advertisement