Heroik, Kisah Mantri Selamatkan Pembantaian Nduga, Papua
Ada cerita heroik di balik aksi brutal kelompok kriminal bersenjata (KKB) membunuh beberapa pekerja proyek jembatan Trans Papua di pegunungan Nduga, Papua. Saat kejadian brutal itu, dua warga asli Nduga dengan bertaruh nyawa mencoba menyelamatkan beberapa pekerja.
Kisah heroik ini bermula pada Sabtu, 1 Desember 2018, sekitar pukul 16.30 WIT. Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, melakukan sweping dan mengumpulkan para pekerja PT Istaka Karya yang ada di camp. Mereka juga mencari dengan menyisir rumah-rumah warga yang ada di sekitar camp.
Tak hanya pekerja, KKB ternyata juga menyisir warga pendatang yang bukan asli keturunan Suku Yigi, suku asli Nduga. Salah satu yang mereka datangi adalah rumah Endis Tabuni, warga setempat yang kebetulan adalah mantri kesehatan.
Rumah Endis yang tak jauh dari camp penampungan pekerja PT Istaka didatangi lima anggota KKB. Bersenjata laras panjang, mereka memaksa Endis menunjukkan dua pekerja yang ditampung di rumah itu.
Dengan berani, Endis saat itu menggertak KKB dan mengatakan tidak ada orang asing di rumahnya. Padahal dua orang pekerja dia sembunyikan dengan menutup kain dan dedaunan.
Setelah KKB pergi, Endis pada pukul 21.00 WIT lantas berkeliling kampung tanpa penerangan. Dia ingin memastikan keberadaan KKB. Usai merasa aman, Endis Tabuni kembali menjemput dua pekerja untuk menyelamatkan mereka.
Sambil menggendong anaknya yang baru tiga tahun, sekitar pukul 24.00 WIT, Endis Tabuni bersama dua pekerja, menuju hutan ke arah Mbua. Endis mengawal dua pekerja masuk ke hutan jalan kaki tanpa penerangan.
Pada pagi keesokan harinya, mereka lantas tiba di Pos TNI Mbua. Di pos ini, puluhan warga ternyata juga telah berkumpul dengan perasaan takut yang sama. Mereka juga sama-sama telah membelah belantara hutan demi menyelamatkan diri.
Warga lainnya, Ekira Lokbere yang juga warga asli Mbua yang berdomisili di Yigi memiliki cerita yang sama. Ekira adalah salah satu karyawan PT Istaka Karya. Ekira memiliki rumah di Yigi, sehingga ia tak tidur di camp. Di rumahnya, beberapa pekerja juga dia tampung.
Saat itu, KKB sempat mendatangi rumahnya dan meminta sejumlah uang guna keperluan upacara 1 Desember 2018. Usai meminta uang, KKB juga menodongkan senjata ke para pekerja PT Istaka. "Saya katakan ke mereka. Jika kau ingin ambil mereka, bunuh saya dulu," ujarnya seperti dikutip dari kabarpapua.co.
Kini Ekira dan Endis berhasil selamat dan dievakuasi oleh tim gabungan bersama beberapa pekerja lainnya. Personel gabungan juga masih terus melakukan penyisiran di sekitar pegunungan Nduga, Papua untuk menangkap KKB yang telah dengan sadis membunuh beberapa pekerja PT Istaka. (man)