Bahagianya Hendra, Bisa Menyaksikan Sepak Bola Secara Langsung
Dua bersaudara penderita stunting Hendra Kristianto (25) dan adiknya Erwin Kisyanto (22) mendapat undangan secara khusus oleh pelatih Persik Kediri, Budiarjo Thalib untuk menyaksikan pertandingan Persik Kediri melawan Sulut United di Stadion Brawijaya Kediri, kemarin 8 Oktober 2019.
Dua bersaudara ini mendapat tempat di Tribun VVIP untuk melihat pertandingan. Ditemui di sela-sela pertandingan, Hendra Kristianto mengatakan, ia bersama adiknya mendapat undangan untuk datang langsung ke stadion atas undangan pelatih Persik Kediri.
"Saya datang ke sini, karena diajak pelatih. Terus saya dijemput oleh Tim Rescue Kediri diantar pakai mobil," terang Hendra Kristianto yang sekarang ini sudah berhenti menjadi pengemis di jalanan.
Bagi Hendra Kristianto ini merupakan kesempatan langka karena ia bersama adiknya bisa nonton bola di televisi.
"Ya biasanya nonton di kost, lihat di TV. Sekarang bisa lihat langsung di stadion. Allhamdulilah," ujarnya.
Hendra mengaku dulunya ketika tinggal di Sidoarjo, ia adalah Bonek Mania fans berat dari Persebaya Surabaya. Namun karena sekarang tinggal di Kediri dan mencari rezeki di kota ini, ia memutuskan untuk menjadi pendukung Persik Kediri.
"Dulu saya Bonek, sekarang Persik Mania," Kata Hendra.
Seperti diberitakan sebelumnya. Hendra Kristianto adalah mantan pengemis yang biasa mangkal di jalanan. Sulung dari dua bersaudara ini terpaksa mengemis karena harus merawat ayahnya Edy Sugianto yang sakit stroke. Sedangkan adiknya juga tak bisa jalan karena memiliki kelainan di bagian kaki yang mengecil.
Setelah menjalani perawatan di rumah sakit, kondisi kesehatan ayahnya kini berangsur membaik. Edy Sugianto sudah satu tahun lebih menderita sakit stroke. Mantan sopir bus ini keseharianya hanya bisa tidur dan duduk di ranjang.
Uang jerih payah Hendra dari mengemis dipergunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya kost yang. Hendra menyewa kamar kost dengan tarif Rp 350ribu per bulan. Hendra tinggal di rumah kost di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Dari hasil kerjanya sebagai pengemis, pendapatan yang diperoleh Hendra tidak menentu, antara Rp 40-50 ribu. Sejumlah warga yang merasa iba dengan kehidupan Hendra akhirnya tergerak hatinya untuk memberikan bantuan.
Kini Hendra telah berhenti menjadi pengemis. Dia berencana untuk membuat warung di dekat tempat kostnya.
"Saya sudah berhenti mengemis. Ingin dagang aja kecil-kecilan saja," katanya.
Semenjak masih anak anak, Hendra dan adiknya memang memiliki kelainan fisik. Tubuhnya tidak bisa tumbuh kembang seukuran orang dewasa. Dunia medis mengenalnya dengan istilah stunting (suatu kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya)
Kamar kost yang dihuninya Hendra berukuran 3X4 meter. Dalam kamar kecil ini, Hendra tinggal tinggal bersama ayah dan adiknya. Sementara ibunya tega meninggalkan mereka tanpa pamit. Hingga kini pun keberadaannya tak diketahui.