Hendak Berdoa, Sekelompok Biksu Datangi Situs Sakral di Kediri
Sekumpulan biksu terlihat khusyuk berdoa di dalam Goa Selomangkleng Kediri. Di belakangnya mengikuti sekumpulan komunitas aliran keyakinan serta golongan agama yang berbeda. Di dalam mereka sedang berdoa dan bermeditasi, Rabu 8 September 2021. Sekumpulan Biksu ini mengatasnamakan Sangha Mahayana Indonesia.
Mereka ini memiliki kepentingan dan tujuan yang sama yaitu mendatangi sejumlah situs tempat bersejarah dan berdoa di sana. Selain di Kediri rencananya mereka juga singgah di Blitar dan Yogyakarta nantinya.
Di dalam ritual tersebut terkandung makna kebajikan yang ditujukan kepada para leluhur serta orang orang yang dianggap telah berjasa baik pada masa kerajaan pun era kemerdekaan.
Tempat situs sejarah yang dikunjungi pada umumnya pernah atau dikenal sebagai ritul bertapa. Kebetulan tempat yang didatangi adalah ruang terbuka, sehingga mereka dapat merasakan menyatu dengan alam.
"Di sini dulunya banyak orang bertapa, melatih diri. Kami juga merasakan alam yang menyatu dengan kita. Kami bisa mendoakan para leluhur yang telah berjasa, dari zaman kerajaan hingga para pendiri bangsa. Semua untuk kedamaian dan kesejahteraan rakyat Indonesia" kata Biksu Sakya Sugata ketua Sangha Mahayana.
Selain itu, tak lupa pihaknya juga berdoa agar pandemi Covid -19 ini segera mangkat dari bumi. Menurutnya, pandemi Covid -19 yang terjadi sekarang merupakan bagian dari hukum alam, yang kedatangannya tidak bisa diprediksi.
Biksu Sakya Sugata menganggap pandemi Covid -19 adalah bagian dari siklus alam, yang selalu datang dalam jangka waktu tahunan, ratusan tahun bahkan ribuan tahun.
"Kami doakan semuanya bisa diatasi dengan baik, yang terpenting kita saling bisa menjaga. Lahir, tua dan mati adalah bagian dari proses kehidupan. Tapi bagaimana caranya kita bisa hidup membawa manfaat bagi orang lain," paparnya.
Biksu Sakya Sugata mengaku baru pertama kali ini datang ke Goa Selomangkleng. Ia terkesima begitu melihat goa tersebut,karena masih terjaga keasrianya.
Bahkan ia membandingkan antara Goa Selomangkleng dengan goa yang ada di India, memiliki banyak kesamaan. Di mana masyarakat yang tinggal di sana meski berlatar belakang berbeda agama, antara Islam dan Budha tetapi mereka bisa hidup secara berdampingan.
Sementara itu Endah Setiyowati selaku Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Disbudparpora Kota Kediri menjelaskan kedatangan para biksu ini terkesan mendadak. Ia baru tahu dari teman komunitas yang mengabarkan mereka berkunjung ke Kota Kediri.
Saat datang berkunjung, mereka berjanji menjalankan prokes secara ketat. Karena tujuanya beribadah, pihak Disbudparpora mengizinkan mereka untuk singgah mendatangi Candi Klotok, sumber Partirtan, Goa Selomangkleng Dan Museum Airlangga. "Mereka datang ke tempat yang selama ini dianggap sakral, " ujarnya.
Endah Setiyowati mengaku sebanarnya kunjungan serupa juga pernah dilakukan oleh rombongan biksu dari Tibet. Rombongan biksu dari Tibet tersebut datang sebelum masa pandemi melanda
Endah Setiyowati mengangggap, era kerajaan Kadiri dulu sangat dikenal oleh masyarakat luas hingga sampai mancanegara.
Gua Selomangleng berdasarkan cerita rakyat, diyakini sebagai tempat pertapaan Dewi Kili Suci (Sanggramawijaya Tungga Dewi), Putri Mahkota Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan.