Heboh Fenomena Ular Kobra, Pakar Ular UB: Jangan Panik
Pakar Herpetofauna dari Universitas Brawijaya (UB), Nia Kurniawan, memberikan tips kepada masyarakat agar tidak panik saat menjumpai ular kobra. Jika panik justru memancing reaksi dari reptil tersebut.
“Kalau ketemu ular kobra jangan panik. Karena bisa memancing reaksi dari ular tersebut," ujarnya, Selasa 23 Desember 2019.
Pria yang akrab disapa Wawan itu mengimbau supaya ular kobra tidak dibuat mainan. Sebab, ular kobra memiliki kemampuan untuk menyemburkan racunnya. Menurutnya, ular kobra akan menyemburkan bisanya jika dalam kondisi terdesak.
“Dalam kondisi terdesak. Atau ketika ada orang reflek. Mereka menyemburkan racunnya,” jelasnya.
Wawan mengatakan, ular kobra buka tipe ular yang menyerang. Jika tidak sedang merasa bahaya, ular itu akan menghindar. Karena itu, jika mendapati ular kobra sebaiknya diusir.
“Ular kobra kalau diusir bisa. Ular kalau merasa tersudut baru menyerang,” ungkapnya.
Bendahara di Perhimpunan Herpetofauna Indonesia (PHI) itu mengatakan, ular kobra bisa menyemburkan bisanya hingga jarak 70 sentimeter.
“Kalau ular kobra ukuran satu meter panjangnya, bisa menyembur sampai 50 hingga 70 sentimeter dari mulut ular,” ungkapnya.
Jika racun itu terkenan pada kulit yang terluka, Wawan mengarakan racun itu berpotensi menyebar ke dalam tubuh melalui kulit yang teluka itu. Sedangkan jika terkena pada mata akan menyebabkan pembengkakan.
“Kobra itu bisa menyemburkan racunnnya. Kalau nyemprotkan ke mata itu ada istilah medisnya, venom opthalmia, itu mata harus dicuci supaya venomnya hilang. Kalau ke kulit tidak ada luka racun tidak bisa masuk. Tapi kalau ada luka, bisa masuk ke getah bening kita,” jelas dia.
Seperti diberitakan oleh ngopibareng.id sebelumnya, Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Malang mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan serangan dari ular cobra seperti yang terjadi di daerah lain.
Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran (PPBK) Damkar Kabupaten Malang, Goly Karyanto, menjelaskan maraknya fenomena ular cobra di berbagai daerah disebabkan ular tersebut merasa terganggu habitatnya, sehingga mereka lari ke pemukiman warga.
Goly menjelaskan, maraknya fenomena ular kobra di berbagai daerah disebabkan ular tersebut merasa terganggu habitatnya, sehingga mereka lari ke pemukiman warga.