Heboh Dukun Pengganda Uang, Respon PBNU Sangat Mengejutkan!
Meraih kekayaan dengan jalan gampang dan cepat. Itulah yang heboh di tengah masyarakat. Masyarakat digegerkan dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Tohari (45), dukun penggandaan uang di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf angkat bicara terkait kasus tersebut.
"Dukunnya dihukum sesuai hukum yang ada," ujar Yahya Cholil Staquf dalam keterangan dikutip Rabu 5 April 2023.
Di sisi lain, Gus Yahya melihat dari kasus tersebut masih ada masyarakat yang percaya dan tergiur dengan modus menggandakan uang.
Menurut Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin Rembang, jika masih ada masyarakat yang percaya dengan modus penggandaan uang artinya belum terdidik.
"Namanya masyarakat, kalau masih percaya begitu-begitu ya berarti memang belum terdidik, harus didik," jelasnya.
Gus Yahya mengungkapkan perlu ada penguatan pendidikan di masyarakat tingkat bawah. Sehingga masyarakat tidak mudah percaya dengan modus-modus, seperti penggandaan uang.
"Kita punya masalah penguatan pendidikan, masyarakat akar rumput ini supaya tidak mudah (tidak mudah percaya)," ucapnya.
Dukun Pengganda Uang
Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Tohari (45) dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah menggegerkan masyarakat. Sampai dengan 4 April 2023 ini telah ditemukan 12 jenazah korban dari Tohari (45).
Pelaku Slamet Tohari (45) mengaku mempunyai kemampuan melipatgandakan uang yang diberikan korban kepadanya.
Generai Berwawasan
Sebelumnya, Gus Yahya mengingatkan, generasi muda yang menempuh pendidikan di madrasah, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama akan diperkenalkan dengan fikih peradaban, sebagai bagian dari pelajaran. Hal itu dimaksudkan untuk menjadikan kader-kader anak-anak bangsa berwawasan tentang masa depan.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) saat ini sedang merancang dan menyiapkan penerapan fikih peradaban agar bisa diajarkan di sekolah-sekolah berbasis madrasah.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan dalam waktu dekat fikih peradaban akan diterapkan di sekolah yang terafiliasi dengan NU.
Menurut dia, materi atau pokok-pokok pemikiran tentang fikih peradaban nantinya akan dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran di madrasah.
Saat ini, kata Gus Yahya, elemen pemikiran yang tertuang dalam wacana fikih peradaban masih dibahas di internal PBNU hingga pada saatnya nanti siap diajarkan kepada siswa di sekolah.
Fikih peradaban, menurut dia, penting untuk ditanamkan melalui dunia pendidikan sebagai landasan untuk mewujudkan masa depan peradaban dunia yang lebih baik.
"Penting sekali karena peradaban itu basisnya adalah pendidikan. Masa depan peradaban itu tergantung bagaimana kita mendidik anak-anak kita hari ini sehingga anak-anak kita harus dididik tentang wawasan masa depan peradaban yang lebih baik, mulia untuk semua," kata Gus Yahya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Advertisement